Tandai kalau ada typo!
______
[ Happy reading ]•
•
•
Seperti yang telah dikatakannya semalam, hari ini Givana berangkat bersama Dariel. Dan saat ini, lelaki itu telah tiba di rumahnya.“Anak zaman sekarang, masih di bangku SMA udah pacaran,” celetuk Lauren dengan nada sinis.
Givana melirik malas. “Terus? Nikah kayak tante?” balasnya ringan.
Lauren terdiam. Astaga, benar juga. Dirinya menikah sewaktu kelas tiga SMA.
“Ya bagus nikah, daripada pacaran,” balas Lauren tak mau kalah.
“Oh? Terus masa depannya gimana Tan? Cerai juga?”
Lauren mendengus kasar. “Saya cerai karena ada alasan!” ketusnya.
Givana tertawa pelan. Siapa pula yang bilang ia cerai tanpa alasan?
“Tenang aja Tan, saya nikahin Giva kalau saya udah sukses, biar gak kebawa susah, berujung gelandangan dan rebut suami orang,” ucap Dariel dengan nada menyindir.
Prang!
Dariel menyunggingkan senyum miring. Wanita itu benar-benar tak pandai mengendalikan emosinya.
Givana memutar bola mata, jengah. Jika seperti ini terus, bisa habis barang-barang di rumah karena dilempar oleh ‘lampir’ itu.
Lauren menggeram saat gelas yang dilemparkannya tidak mengenai sasaran, karena Dariel lebih dulu menghindar.
“Kurang ajar kamu! Kalau ada suami sa—”
“Dah ah, sekarang aja, Gar,” potong Givana sambil beranjak dari tempatnya.
Dariel mengangguk. Awalnya mereka memilih duduk dulu dan menonton televisi karena hari masih terlalu pagi. Tapi, jika suasananya seperti ini, lebih baik mereka segera berangkat.
Dariel pun ikut berdiri, mengikuti langkah Givana. “Sialan,” umpat Lauren kesal.
•••
“Punya siapa?” tanya Dariel saat melihat sebuah hoodie yang Givana keluarkan dari dalam tasnya.
Tanpa menghentikan langkah, Givana melirik sekilas. “Pacarnya Haira,” jawabnya singkat.
“Kenapa ada di—”
“Minjem,” potong Givana.
“Ngapain minjem ke dia?” tanya Dariel, tak menyukai jawabannya.
“Gak ada lagi.”
“Gak ada lagi apanya?”
“Yang minjemin!”
Dariel mendecak kesal. “Kenapa gak minjem punya gue?”

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Ephemeral Maiden
Teen Fiction"Tarik pelatuknya, Haga. Gue mau mati sekarang." ~ Tak pernah Alena bayangkan, akhir hidupnya justru datang dari tangan kakaknya sendiri. Namun alih-alih mati, ia justru terbangun di dunia asing-terjebak dalam tubuh seorang figuran dari novel yang b...