“Kaseeeeep, kamu teh di mana?” Emak mencari anaknya, saat melihat pintu kamar tamu yang masih terbuka. Emak melihat anaknya sedang bertatapan dengan posisi ambi-gay. Emak yang memang terlahir fujoshi tulen langsung mematung dan matanya berbinar-binar, jangan lupa hidungnya mulai mengucurkan darah, mimisan.
“Emak?”
Bimo kaget melihat sosok wanita berdarah di depan pintu, dia kira Sadako baru pulang migrasi dari Jepang. David kaget dan langsung menuju ke arah emaknya yang berdarah. Disamperin dua cowok itu, emak malah tambah parah dan terkapar di lantai dengan nista. Terpaksa David menggendongnya ke kamar, Bimo hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah absurd emak David.
Esok paginya, ayam Pak Atim belum berkoar emak udah bangun dan terlihat semringah bahagia. Gimana enggak bahagia, semalam dia dapat asupan otak fujo-nya? Jadi bisa nerusin novelnya dong yang BL series. Emak yang biasa pakai baju tanda berduka berubah memakai dress bunga-bunga, jangan lupa rambutnya disanggul dengan poni menyamping ala-ala Lady Diana zaman jebot. Menyiapkan sarapan sambil bersenandung ala-ala rayuan pulau kepala—eh, kelapa. Jangan lupa musik yang diputar. David dan Bimo terbangun, kemudian Wahyu yang menguap lebar. Diliriknya jam masih pagi, mereka mandi kemudian bersiap menuju kampus.
Asmara … begitu panggilannya
Asmara … kadang suka kadang duka
Asmara … bisa membuat orang tergila-gila.
Yuhuuu. Selamat pagi dunia!
Emak berteriak saat melihat ketiga pemuda itu ke meja makan.
“Pagi anak Emak yang kasep nu bageur nu pinter.” Emak mencium pipi David lalu Bimo dan Yu. Wahyu cengengesan dan seperti biasa bersikap manja gelendotan di lengan emak. David dan Bimo saling pandang diam-diam, mata fujo emak langsung wink-wink. Apalagi tatapan anaknya ke Bimo tatapan seme mendamba kasih uke.
“David, kamu naik mobil aja ya sama Bimo? Bimo enggak keberatan ‘kan anterin David?” Emak memecah tatap-tatapan itu.
“Boleh, Emak.”
“Loh, motorku dikemanain?”
“Motormu Emak simpen, habis kamu balapan liar lagi. Terus nanti gimana kalau kamu kayak si Al? Tabrakan, metong. Kasihan ‘kan Bimo jadi janda bodong,” kata emak membuat Bimo keselek bakso ikan. Dia terbatuk, David dengan sigap memberinya minum air putih. Emak tambah girang.
“Emak, apaan sih?” David melirik emaknya yang sedang mesem-mesem ala Semar mesem atau jaran goyang nih.
“David, ayo nurut kalau gak mau Emak kutuk jadi berlian.”
Wahyu tertawa keras, dia puas melihat wajah David yang kesal. Mereka pun pamitan David masuk ke mobil Bimo, dan Wahyu di belakang. Emak melambaikan tangan ke arah mereka, mobil SUV putih itu melaju meninggalkan rumah.
“Pagi, Dek Hana.” Pak Atim cengengesan.
“Pagi,” jawab emak cuek.
“Adek cantik loh pakai dress itu, kayak Widyawati zaman old dulu. Manis … gitu. Bolehlah Abang jadi Sopan Sufyan-nya.”
“Huh? Istri udah dua juga masih genit. Dasar biawak.” Emak pergi ke depan nyari tukang sayur. Nyonya Wiwin keluar juga dengan mengibas rambutnya yang basah.
“Ngapain Papi di situ? Genitin janda sebelah ya? Mau disunat dua kali ya?!” Wiwin berkacak pinggang sambil melotot.
“Ampunn, Dek. Mas gak lagi-lagi.” Pak Atim megangin anu-nya. Bokongnya maksudin.
David POV.
Apa gue beneran belok? Apa ini namanya kemakan sumpah emak, gegara disumpah gue jadi belok beneran? Kalau lurus gak asyik kata Junaedi sama Aming. Gak belok gak rame, gitu katanya. Gue masih kepikiran sama wajah Bimo yang berputar-putar di otak gue. Bibirnya yang tipis dan merah muda aduh pengen gue emut. Gue bayangin mendesah seksi. Loh, kok gue jadi mesum gini? Jadi keinget tadi, gue sama Bimo anterin si gembul ke sekolahnya. Terus Bimo nganterin gue ke depan fakultas. Kotak tisu di dasbor enggak sengaja jatuh, saat itu gue refleks jongkok, Bimo juga dan tangan kita bersentuhan.
Krenyed!
Alah … eta terangkanlah.
Ada sensasi listrik. Apa Bimo ini titisan May Who? Gue merasa tersengat listrik tapi enak, kulitnya mulus kayak … ah, pokoknya mulus deng. Wangi lagi, wanginya bikin melting ampe gue males cuci tangan. Harumnya bikin pengen melakukan hal lain. Seketika gue merasa banyak kupu-kupu terbang di perut gue, geli-geli basah. Terus gue melihat Bimo, beneran Bimo. Dia jalan bawa map gitu warna biru. Seketika gue ngerasa ada musik yang mengiringi langkahnya.
Seksi.
Hot.
Manis.
Cute.
Menggairahkan.
Aaaaahhh, Bimo I love you. Tetapi seorang pria membuat hatiku kretek-kretek blaaar. Namanya Pram, aslinya Pramono. Dia itu si mesum, si kurang ajar, dasar si jembut keriting. Bimo menyerahkan map itu ke dia. Huwaaa … gue panas. Berasa di-shinra tensei Nagato, di-shannaro Sakura terus kena sengat chidori Sasuke. Bimo pergi lagi dan Pram sok imut gitu lambai-lambai tangan sok cool. Heuh, sia si goreng patut.
“Pram, lu siapanya Bimo?”
“Hah? Gue? Gue—”
“Jangan deketin Bimo ya, Bimo itu punya gue.”
“Lah? Sabar dulu, David. Bimo dan gue itu—”
“Halah, enggak usah banyak alasan, pokoknya jangan deketin Bimo.”
“Yey dodol garut, dengerin dulu, peak! Gue sama Bimo tuh saudara, dia sepupu jauh gue, lagian gue udah punya yayang sendiri, suudzon lu mah. Dasar kang kangkung.”
“Diem lu kang tahu.”
“Dodol geseng.”
“Gandeng siah, si bebeong ngepot.” Dan mereka terus begitu sampai Imam Mahdi datang.
***
Normal POV.
Emak baru saja selesai menyiapkan makanan di meja, sedang asyik nerusin naskahnya. Ponselnya berdering, tertera di sana nama Aming budak kasep tea. Yah jangan tanya pokoknya emak yang ngasih nama itu di kontaknya.
“Halo, aya naon, kasep?'
“Hah? Apaan Emak?”
“Ada apa, Aming kasep?”
“Emak, David masuk rumah sakit. Tadi kita diserang anak pertanian, terus David luka, Emak.”
“UAPAAAA? Kurang ajar!” Emak menutup teleponnya dan segera mengganti bajunya.
“Kurang asem ye, anak gue dilukai, pengen gue bacok tuh anak.” Emak menaiki motor David dan segera meluncur ke rumah sakit. (Jangan bikin emak-emak marah, abis lu. XD. The power of emak-emak).
Breeeeem!
Semua mata anak teknik tertuju pada sebuah motor, mereka hafal itu motor sang head hazer. Tetapi kan David lagi luka, terus dia siapa? Celana jin warna biru, ada sobek di bagian lutut, jaket kulit mengkilat, saat dibuka helmnya rambut panjang yang diikat kuncir kuda. Dia berjalan dengan sepatu boot. Wah, keluarga push in boot emang, David aja doyan pakai boot.
“Mana anak gue?” Emak melotot tajam ke arah anak-anak teknik yang mukanya babak belur.
“Anu, d-di dalam, Emak,” kata Lam gemeteran.
Emak segera ke ruangan David, dia melihat anaknya diperban tangan dan juga kepalanya. Aming kaget melihat emak David yang luar biasa, emak-emak zaman now.
“Uluh si kasep anak Emak, kenapa jadi begini? Uluh sayang anak Emak.” Emak memeluk David sampai megap-megap.
“Emak, David enggak kenapa-kenapa kok,” kata David sambil mengatur napasnya.
“Dokter, tolong ya jangan sampe anak saya lecet sedikit aja. Itu lukanya harus sembuh, beri obat terbaik dan jangan sampai lukanya berbekas. Soal biaya tenang aja. Kalau sampai anak saya dapat obat jelek, saya kuliti kamu!” Emak menatap tajam ke arah sang dokter yang kini gemeteran di pojok.
“David, Emak pergi dulu ya? Tunggu, Nak.” Emak menarik Aming keluar.
“Aming, di mana tempat mereka?”
“Siapa?”
“Nya anak-anak pertanian yang lukain David atuh, nu mana jalmana hah? Nu mana?” Emak menjewer Aming.
“Oke, ayo ikut Aming!”
“Enggak perlu! Emak akan naik motor,” kilah Emak. Aming dan Lam membawa emak ke tempat anak pertanian tadi, mereka masih ada dan sedang tertawa puas karena berhasil melukai David.
“Aming, lu anak teknik. Ngapain lu ke sini, nyari mati lagi, hah?”
“Kalian yang nyari modyar, gue gak ikut-ikut ye.” Aming dan Lam mundur, emak berkacak pinggang.
“Lu semua berani ya bikin anak Emak luka-luka. Lu asyik gue santai, lu usik gue bantai ye. Anak gue seme limited edition jadi luka. Siapa di sini yang lukai David?”
Semuanya gemeteran, saling dorong-mendorong. Tadi beringas sekarang nahan napas. Siapa yang enggak kenal dia yang katanya suka memutilasi orang? Mereka juga kenal karena emak ini guru pencak silat mereka di tempat les mereka. Mereka enggak tahu ternyata dia emaknya David.
“Dia … dia, Emak,” tunjuk Aming.
“Oh, kamu.” Emak mengambil sapu lidi di sampingnya.
“Udah siap dapat hukuman dari Emak?”
“Ampun, Emak.”
“Buka celana kalian berjejer rapi.”
HUWAAAAAAAAA!
PLAK!
PLAK!
Besok, mungkin mereka tidak bisa kuliah karena pantat mereka sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Emak gua Fujoshi
HumorEmak Gue adalah emang yang paling nyeleneh di dunia ini. Ketika orang lain suka gibah dia lebih suka nyepi, ketika orang lain suka masak dia lebih suka eksperimen aneh. ketika orang lain mau anaknya punya cewek, dia malah pengen anaknya punya cowok...