Tandai kalau ada typo!
_____
[ Happy reading ]•
•
•
Maven
ManaGivana
Ha?Maven
List bukuGivana
Oh, bentar[Foto]
Maven
OkGivana kembali meletakan ponselnya diatas nakas, wajahnya tidak bisa untuk tak tersenyum senang. Segampang ini mendapatkan buku, pikirnya.
Givana sedikit mensyukuri kejadian di koridor kemarin. Walau harus mengorbankan mata sucinya.
Tiba-tiba pikiran Givana melayang pada kejadian dimana Brian menghukumnya kemarin.
Ah, sepertinya Ia tak akan pernah merasakan apa itu yang dinamakan keluarga.
Givana beranjak. Membawa kakinya menuju kamar milik Alvaz.
Sesampainya disana, Givana langsung disuguhkan dengan Alvaz yang tengah tertidur. Wajahnya terlihat tenang.
Givana melangkah mendekat.
Mendudukkan dirinya pada kasur milik lelaki itu. Tangannya terulur untuk mengusap dahi Alvaz yang terlihat membiru.
Apa yang di lakukan Brian pada Alvaz sampai-sampai Alvaz tak berdaya seperti ini? Bahkan sampai tak masuk kuliah hari ini. Malang sekali.
Givana segera menarik tangannya kala Alvaz membuka mata.
"Giva?" Ucap Alvaz serak.
"Y-ya?" Sahut Givana merasa gugup.
Alvaz tersenyum tipis "Kenapa disini? Gak tidur?" Alvaz mengubah posisinya menjadi duduk.
Givana menggeleng "Gue lagi nunggu temen"
Alvaz terdiam sebentar, "Cewek?" Tanyanya.
"Cowok" jawab Givana. Dalam hatinya Ia bertanya-tanya. Apakah tidak boleh?
Ceklek
Sontak Givana maupun Alvaz menengok ke arah pintu yang baru saja di buka. Ternyata Bi Ami yang di tugaskan membawa makanan untuk Alvaz.
"Permisi non, den, ini makanannya" ujar Bi Ami.
"Taro situ aja Bi"
Bi Ami mengangguk seraya menaruh nampan berisi makanan itu diatas nakas.
"Makasih Bi" ujar Givana.
"Sama-sama non, kalau gitu Bibi permisi" Givana mengangguk. Selanjutnya Bi Ami kembali memutar badan dan pergi.
Givana langsung mengambil makanan yang Bi Ami taruh tadi. Tidak lupa dengan gelas yang sudah terisi air putih.
"Minum"
Alvaz langsung mengambil gelas dari tangan Givana dan meneguknya sedikit.
"Makan sendiri atau di suapin?" Tanya Givana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Ephemeral Maiden
Teen Fiction"Tarik pelatuknya, Haga. Gue mau mati sekarang." ~ Tak pernah Alena bayangkan, akhir hidupnya justru datang dari tangan kakaknya sendiri. Namun alih-alih mati, ia justru terbangun di dunia asing-terjebak dalam tubuh seorang figuran dari novel yang b...