30

11.5K 931 78
                                        

Mentari mulai merangsek masuk melalui celah-celah jendela kamar. Mengusik dua anak manusia yang terjebak dalam mimpi indah yang panjang. Aroma samar dari embun pagi pun menjadi hal pertama yang menyambut pasangan berbahagia itu.

"Selamat pagi, Gretta," sapaan hangat dengan tatapan sedalam samudera yang mampu membuat Gretta tersipu malu. Kedua sudut bibirnya pun tak bisa bertahan pada posisinya. Ia tersenyum dengan lebarnya sembari meneliti ciptaan Tuhan yang paling sempurna di hadapannya itu.

"Kau bisa melubangi wajahku."

Mendengarnya membuat Gretta terkekeh geli. Sebelum benar-benar bangun, ia melemparkan bantal- yang menjadi pembatas di antara mereka- ke arah Fredric yang bahkan masih memiliki reflek baik ketika nyawanya belum benar-benar terkumpul.

"Sebaiknya kau membersihkan tubuh terlebih dahulu," saran Gretta yang tahu bahwa Fredric akan disibukkan dengan pertemuannya bersama bangsawan lain.

"Kau tidak ingin ikut?"

Gretta melotot kaget mendengarnya. Ia bahkan sudah siap melempar bantal lainnya sebelum Fredric lanjut menjelaskan, "Aku bermaksud untuk mengajakmu ke pertemuan pagi ini."

Tidak mendapat respon apapun, Fredric bergegas beranjak dari kasur yang menjadi saksi dari sejarah yang baru tercipta di antara mereka. Ini semua jauh dari rencana Fredric. Ia tidak menyangka akan tidur dalam satu ranjang yang sama dengan Gretta setelah hubungan pernikahan mereka yang tidak baik-baik saja.

Ketika punggung Fredric benar-benar lenyap dari penglihatan, Gretta mampu menghela napas panjang. Ia bahkan kembali menutup mata dan menikmati kicauan burung yang terdengar dari arah jendela balkon kamar.

Di dalam pikirannya, Gretta kembali mengingat bagaimana canggungnya mereka di malam hari. Walau beberapa hari sebelumnya mereka telah berada dalam satu kamar, tapi tetap saja mereka baru pertama kali berbagi ranjang yang sama. Tentu dengan pembatas di tengahnya sebagai kesepakatan yang diajukan oleh Fredric.

Flashback on

Pesta telah usai sejak beberapa menit yang lalu. Satu persatu bangsawan pun mulai kembali ke kamar, meninggalkan para pelayan yang mengurus sisa pesta.

Tidak berbeda dengan Gretta, ia juga tidak ingin melewatkan jam istirahatnya. Meninggalkan Fredric yang sedang memastikan seluruh prajurit bertugas dengan benar. Malam ini tentu akan menjadi malam yang panjang. Seluruh bangsawan dari berbagai wilayah berkumpul, tidak heran jika kewaspadaan harus ditingkatkan.

Tidak mengambil pusing kepergian Fredric, Gretta justru sangat senang membersihkan tubuhnya dengan ditemani oleh Fleur dan pelayan lainnya.

"Fleur, apakah aku bau?"

Para pelayan saling melempar pandang. Merasa bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Gretta. Mereka bahkan baru saja selesai membersihkan tubuh Gretta dengan ritual panjang yang sama seperti biasanya. Bahkan, kini mereka sedang merawat rambut Gretta.

Belum sempat Fleur menjawab, suara pintu yang terbuka membuat mereka semua menghentikan aktivitas. Berbaris rapi bersiap untuk memberi salam.

"Tugas anda telah selesai?" tanya Gretta yang kini telah berdiri dari hadapan kaca. Mencoba bersikap biasa saja dibalik rasa cemasnya yang luar biasa.

Duchess of ValtorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang