Tandai kalau ada typo!
______
• Happy reading ••
•
~
Seperti biasa, sebagian besar siswa-siswi menghabiskan waktunya di kantin. Termasuk Givana dan ketiga sahabatnya yang tengah asyik berbincang di salah satu meja.
Namun suasana santai itu mendadak berubah ketika seseorang tak sengaja menjatuhkan segelas jus di atas meja mereka.
"WHAT THE FUCK?!" pekik Raisha, tubuhnya terkena semburan jus yang meluber.
Dengan geram, Raisha langsung berdiri dan menatap pelaku kejadian dengan penuh amarah. Givana, Haira, dan Velisya juga terkena cipratan, meskipun tidak sebanyak Raisha. Namun ketiganya tetap menatap sang pelaku dengan ekspresi tidak bersahabat.
Pelaku itu terlihat ketakutan. Flora Calista.
"Sialan Flora! Lo kenapa?!" bentak Raisha tajam.
"A-aku gak sengaja," cicit Flora lirih.
Raisha hendak menyentuh wajah Flora dengan marah, tapi tiba-tiba sebuah tangan menepisnya kasar.
Maveno Dargael datang entah dari mana, langsung berdiri di hadapan Flora, melindunginya.
"Dia gak sengaja!" seru Maven membentak Raisha.
"Gak sengaja?! Mana ada gak sengaja sampai tumpahnya ke seluruh meja?!" Raisha semakin naik pitam. "Awas! Gue mau ngasih dia pelajaran!"
Maven terus menghalau Raisha yang meronta-ronta, mencoba mendekati Flora. Dalam proses itu, tangan Raisha tak sengaja menarik seragam Maven, hingga satu kancingnya terlepas.
"RAISHA!" Maven berteriak murka. Raisha refleks mundur, terdiam seketika. Sorot mata Maven terlalu mengintimidasi untuk dihadapi.
Givana dan Haira segera beranjak. Mereka bisa membaca situasi yang akan memanas lebih jauh.
"M-Maven... g-gue—"
"Jangan coba-coba buat sentuh Flora sedikit pun!" ujar Maven sarkastis, suaranya dingin menusuk. Raisha hanya terpaku, terluka oleh sikap lelaki itu.
"Tapi dia salah!" cetus Haira dengan nada tak kalah kesal.
"Dia gak sengaja!" balas Maven, tetap membela Flora.
"Gak sengaja mata lo!"
Maven menatap Haira tajam, lalu kembali menyorotkan amarahnya pada Raisha. "Denger, gue gak mau denger kabar Flora lecet sedikit pun. Apalagi gara-gara lo!" Ia menunjuk Raisha tanpa ragu.
Givana mengernyit marah. Apa-apaan gestur itu?
"Maven, tangan lo!" peringat Givana tajam. Namun laki-laki itu tidak mengindahkan peringatannya.
"Lo itu cewek paling gak tau diri setelah—"
"MAVEN!" bentak Givana, membuat perhatian langsung terpusat padanya. Ia mulai kehilangan kesabaran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Ephemeral Maiden
Teen Fiction"Tarik pelatuknya, Haga. Gue mau mati sekarang." ~ Tak pernah Alena bayangkan, akhir hidupnya justru datang dari tangan kakaknya sendiri. Namun alih-alih mati, ia justru terbangun di dunia asing-terjebak dalam tubuh seorang figuran dari novel yang b...