Halo, halo, apa kabar?
Sehat? Sehat donk.
Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.
###
'Perlukah aku mengingatkan Papa? Tapi bagaimana?'
"Azura, pembahasan tentang kerjasama kita akan diundur terlebih dahulu."
"Kenapa? Bukankah sudah sepakat, kita akan membahasnya hari ini? Aku juga sudah membawa semua dokumen yang diperlukan."
"Aku harus mengantar putra bungsuku pulang terlebih dahulu."
"Ah, inikah putra bungsumu yang belum lama ini kembali."
"Em."
Azura mengalihkan pandanganya ke remaja yang sedang duduk di sofa lain. Ia memandang sebentar lalu menyapa, "Halo, perkenalkan, nama Tante, Azura." Azura tersenyum, ingin memberikan kesan baik.
"Vyan," jawab Vyan dengan singkat. Meski terkesan tidak sopan, tapi mengingat wanita yang ada di depannya adalah seseorang yang nantinya akan menjadi penyebab perselisihan antara kedua orang tuanya membuatnya harus berhati dingin.
Azura tidak puas dengan respon putra Zelig, tapi ia tidak bisa menampakkannya dengan jelas. Bila perlu, ia perlu menyenangkan bungsu Zelig untuk mendapatkan hati Zelig secara perlahan.
"Zelig, apakah tidak bisa ditunda? Aku baru saja tiba. Setidaknya, sajikan satu cangkir teh untukku."
"Azura, prioritasku tetaplah keluargaku."
Azura tidak bisa membantah. Ia tahu betul, bagaimana Zelig mengutamakan keluarganya. Apalagi, setelah bungsunya kembali. Akhir-akhir ini, Zelig lebih memilih di rumah dan jarang ke perusahaan. Dan jadwal kerjasama ini pun seharusnya sudah diagendakan dari jauh-jauh hari, tapi Zelig meminta pemindahan waktu, dengan alasan sedang merawat bungsunya yang dikatakan memiliki kondisi khusus. Azura sendiri tidak tahu kondisi khusus seperti apa itu, Stuviealigh sangat menutup rapat informasi mengenai bungsunya.
"Baiklah. Aku akan pergi sekarang. Aku menunggu informasi selanjutnya darimu. Dan kuharap secepatnya. Karena masih banyak yang perlu kita bicara mengenai proyek kita."
"Em. Lars, antar Nona Azura."
"Baik, Tuan. Silakan ikutin saya, Nona." Lars memimpin Azura untuk keluar dari ruangan.
Azura merasa kecewa, tapi ia tidak bisa menunjukkannya. Ia harus bisa bersikap profesional seperti biasanya. Ia sudah bisa menahannya cintanya untuk Zelig selama ini. Ia hanya perlu bertahan sedikit lagi. Tidak perlu terburu-buru.
Itulah pemikiran Azura, tanpa sepengetahuannya, semua rencananya telah dibongkar tanpa sengaja oleh Vyan. Tidak ada percakapan tapi rencana Azura kini sudah hancur total.
Vyan merupakan berkah bagi Zelig, tapi kemalangan bagi Azura.
Vyan menatap wanita itu pergi hingga pintu ruangan kembali tertutup.
'Ah, apakah akhirnya, aku tidak bisa menyaksikan adegan legendaris itu?'
Zelig merasa tertohok. Ia tidak melakukan apapun tapi seperti telah melakukan sebuah kesalahan.
Apakah salahnya, hingga putranya itu tidak bisa menyaksikan sesuatu yang disebut 'adegan legendaris'? Tapi Zelig tidak menginginkannya sama sekali!
"Ekhem, Vyan."
"Em." Vyan mengalihkan pandanganya ke arah sang ayah.
"Papa tidak akrab dengannya. Kita hanya rekan kerja." Zelig kembali menekankan dua kata terakhir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly!: Another NPC
Teen FictionBiasakan vote sebelum baca, yuk. Saling support. Bukan saling menyakiti. Komen tidak sopan, maaf langsung blok! ⏳⏳⏳⏳⏳ Vyan terbangun dengan dikelilingi orang-orang asing di sekitarnya. TING! Sistem: "Sistem berhasil diikat! Halo, Tuan Rumah!" Vyan:...