29

13.9K 1.1K 192
                                        

🥀🥀🥀

Surai dan netra secerah mentari di hadapannya berhasil membuat Gretta terpaku. Ia tidak menyangka takdir akan terus mempertemukan mereka, bahkan ketika ia telah bersusah payah memperbaiki hidupnya dan menata semuanya untuk tetap berada pada jalur yang benar.

Ketika Gretta tak sengaja memanggil, putra mahkota hanya diam. Tidak ada tanggapan dari bibir tipis itu. Bahkan netra emas yang bersinar bersama sorot lampu itu tak juga balas menatapnya. Hanya lurus memandang ke arah belakang Gretta.

Gretta menoleh, di sana Ornella berdansa dengan pria lain. Sekarang ia bisa menyimpulkan bahwa Egbert sedang memperhatikan sang tunangan untuk tetap berada pada jangkauan.

Tidak ingin berada pada situasi aneh ini terlalu lama, Gretta melepaskan jemarinya dari genggaman Egbert dan memilih untuk melangkah mundur secara perlahan.

Bibir itu memang tidak mengucapkan kalimat apapun, tapi Gretta mampu menangkap kebingungan dari Egbert. Tatapannya seakan mengatakan, "Kenapa?"

Kedua netra mereka kembali bertabrakan setelah sekian lama. Ada penuh luka yang tidak mampu didefinisikan. Layaknya potongan kaca, memori itu masuk memenuhi memori ingatan Gretta dengan rasa sakit yang muncul perlahan. Dadanya bahkan rasanya kembali sesak.

Di antara banyaknya manusia yang menikmati pesta dansa, Egbert kembali kehilangan Gretta. Jemarinya tanpa disadari terangkat seakan meminta untuk tetap berada di hadapannya. Namun, seketika itu juga ia sadar bahwa ini semua adalah hal yang salah.

"Selamat tinggal, Gretta." batinnya dengan jemari yang mulai turun bersamaan dengan kakinya yang memutar arah untuk pergi dari sana. Tidak akan ada langkah yang mengejar Gretta seperti kehidupan lalu.

🥀🥀🥀

Langkah kakinya berjalan menuju lorong taman yang sepi. Mengabaikan suara panggilan yang menyebut namanya sejak tadi. Kedua telinganya bahkan terasa tak mampu mendengar untuk beberapa saat.

"Gretta!" Bersamaan dengan itu, lengan kanannya berhasil diraih oleh pria yang juga menggunakan pakaian dengan warna yang sama dengan miliknya.

Fredric, pria itu mengejarnya dan meninggalkan pesta begitu saja. Mengabaikan bahwa dirinya adalah bintang utama pada acara ini. Ia bahkan menyusul dengan langkah lebarnya untuk menghampiri Gretta yang terlihat tidak baik-baik saja.

Gretta menghentikan langkahnya, ia tidak tahu mengapa dirinya menjadi emosional seperti ini.

"Bagaimana jika aku tidak berhasil?" ujarnya yang kini telah menatap Fredric dengan cairan sebening kristal yang mengalir membasahi wajah.

Fredric tidak paham apa yang dimaksud oleh Gretta. Ia bahkan mencoba mencari jawaban dari tingkah aneh Gretta yang tiba-tiba pergi dari hadapan Egbert begitu saja. Ia kira, ada pertengkaran, tapi Fredric tahu dengan jelas bahwa mereka bahkan tidak terlibat perbincangan.

Gretta mundur, melepaskan lengannya dari genggaman Fredric.

"Aku akan menyakitimu, Fredric," ujarnya yang memutuskan untuk menjaga jarak.

Mulai memahami maksud perkataan Gretta, Fredric justru mendekat dan meraih kedua bahu Gretta. Menggenggamnya dengan erat, namun berusaha untuk tak menyakiti. Ia hanya perlu menegaskan bahwa dirinya tidak akan mau Gretta pergi kemanapun.

Duchess of ValtorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang