Typo bertebaran
•
•
•
Happy reading....Pagi Idul Fitri di rumah Jiandra selalu penuh dengan kehangatan dan kebahagiaan. Sejak subuh, suara takbir menggema di seluruh penjuru, menciptakan suasana yang syahdu. Jiandra bangun lebih awal dari biasanya, merasakan semilir angin pagi yang membawa aroma khas Lebaran—perpaduan antara wangi kue kering, masakan opor ayam, dan ketupat yang sudah disiapkan sejak malam.
Di ruang keluarga, Yuna sudah sibuk menata meja makan. Ayah Rendra tampak rapi dalam baju koko putih, sementara Yuna memakai gamis biru muda yang anggun.
"Mama, Abang mana?" tanyanya saat menghampiri Yuna dan mencium pipi wanita tersebut.
"Masih di kamar kayaknya."
Jiandra mengangguk hendak pergi ke kamar sang kakak, namun sesaat kemudian ponselnya berdering. Saat dia angkat, wajah teman-temannya langsung memenuhi layar.
"Jujun!" serunya saat melihat Juna yang juga menatapnya tak kalah antusias.
"Halo guys! Sumpah gue kangen banget sama kalian!" ujar Zidan dramatis sambil menyuap makanan ke mulutnya.
Arkan yang melihat itu langsung menggeleng. "Kebiasaan, makan sambil main HP."
"Biarin, namanya juga Lebaran. Gue menikmati momen," balas Zidan santai.
"Ngomong-ngomong, Yuan, Langit, Naufal sama Kevan mana?" tanya Arkan.
Juna membalikkan kamera, menunjukkan Naufal yang sedang duduk santai menyantap makanan. "Lihatlah manusia satu ini, dari tadi pagi udah nangkring di rumah gue."
"Hah? Rumah kalian deketan?" Jian terkejut.
Juna mengangguk santai.
"Iri! Aku juga mau rumahnya deketan sama Jujun!" keluh Jiandra.
Juna tertawa. "Yaudah, pindah sini."
Tiba-tiba, panggilan video mereka bertambah satu peserta baru. Awalnya mereka pikir itu Yuan, tapi ternyata salah.
"Hello, anak-anak momy!" seru Karin semangat.
"Lah, kok Kak Karin bisa pake HP-nya Yuan?" tanya Jian curiga.
"Kakak pinjam sebentar tadi, dianya masih sibuk rebutan kue sama Nara. Nih, liat sendiri!" Karin membalik kamera, menampilkan Yuan dan Nara yang sedang bertengkar sengit soal kue, sementara orang tua mereka berusaha melerai.
"Astaga, bocah-bocah itu," komentar Zidan sambil tertawa.
"Eh, Langit sama Kevan mana, Ji?" tanya Zidan lagi, masih asik mengunyah.
"Abang masih di kamar. Kakak... nggak tahu, belum datang," jawab Jiandra sambil berjalan ke kamar Langit. Begitu pintu dibuka, tampak kakaknya masih tertidur pulas.
"Tuh, liat sendiri. Masih jadi kebo!" ujarnya membuat semua orang di video call tertawa.
"SS, SS! Screenshot! Ini harus jadi foto profil grup!" seru Karin heboh dari seberang sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Haunted dormitory [END]
Horror"jangan pernah tinggalkan dia sendirian,jika kau tidak ingin dia celaka" "Bapak taukan asal usul asrama ini?" "WOY LIHAT ADA YANG KESURUPAN!!" "Kalian tau nggak,gue denger-denger ternyata asrama ini dulunya bekas tanah kuburan" bercerita tentang keh...