"Tarik pelatuknya, Haga. Gue mau mati sekarang."
~
Tak pernah Alena bayangkan, akhir hidupnya justru datang dari tangan kakaknya sendiri. Namun alih-alih mati, ia justru terbangun di dunia asing-terjebak dalam tubuh seorang figuran dari novel yang b...
Maaf sebelumnya kalau masih banyak kesalahan dalam cerita ini. Ini cerita pertama aku, jadi maklumi aja ya.. hhe..
•
🄷🄰🄿🄿🅈 🅁🄴🄰🄳🄸🄽🄶
•
~
Brak!
Alena meringis kala punggungnya menghantam sebuah kayu.
Haga, Kakaknya. Lelaki itu menginjak kaki Alena dengan keras.
Alena memejamkan matanya dengan air mata yang mulai keluar.
Haga berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Alena. Lelaki itu mencengkram wajah Alena kuat. Sontak Alena membuka matanya dan langsung bertemu dengan netra tajam Haga.
"Cengeng, lo itu bisanya cuma nyusahin, selebihnya nangis" ucap Haga dengan sinis.
Air mata Alena kembali turun tanpa seizinnya. Sungguh, perkataan Haga sangat menusuk hatinya.
"K-kak-
Haga menghempaskan wajah Alena dengan kasar.
"Jangan pernah panggil gue kakak, Alena! berapa kali gue bilang?!" sentak Haga dengan mata memerah karena terlampau marah.
"Lo udah berani buat Rania celaka! Lo pikir lo siapa?!" Haga murka, lelaki itu mengeluarkan pistol dari balik celananya.
Deg.
Alena mematung. Apa-apaan?! Kakak kandungnya akan membunuhnya hanya karena wanita sialan itu?
"Lo jangan main-main Haga!" ucap Alena dengan menaikkan suaranya.
Haga terkekeh pelan. "Siapa yang main-main? gue beneran mau bikin lo sakit. Impas, kan?" tanyanya rendah.
Alena menggeleng ribut. "Gue gak celakain tuan putri lo itu! dia jatuhin diri sendiri!" bela Alena.
Haga mengeraskan rahangnya. "Lo pikir gue percaya? gue tau lo gak suka Rania. Lo itu gak tau diri! Rania udah baikin lo, tapi lihat? lo malah ngelunjak!" ujar Haga marah.
Alena terkekeh sinis. Hidungnya mulai mengeluarkan darah, juga pelipisnya. "Baik apanya? Dia baik di depan doang" balas Alena.
Haga menodongkan pistolnya tepat di kening Alena. "Dan gue gak percaya"
"Rania cewek baik-baik, dia yang nemenin gue selama ini, dan lo apa? lo pikir gue bakal percaya omongan busuk lo?" tanya Haga tajam.
Alena tersenyum miris. "Tarik pelatuknya Haga, gue mau mati sekarang" ucapnya lirih.
Dor!
Tubuh Alena melemas. Akhirnya Ia tergeletak disana dengan penglihatan yang mulai kabur.
Haga mendekatinya "Sesuai keinginan adik tercinta" ucapnya dengan tersenyum manis.
Alena membalas dengan senyuman yang sama. "Gue mau pelukan" ujar Alena sangat pelan. Bahkan nyaris tak terdengar.
Haga merendahkan tubuhnya. Lelaki itu memeluk Alena dengan sedikit mengangkat tubuhnya.
Tanpa bisa dihindari, air mata Haga-pun keluar dengan senyuman yang perlahan memudar.
"Maaf" ucapnya pelan.
Alena merasa pusing yang amat berat. Kepalanya serasa akan pecah.
"Gue sayang lo, Kak Haga" bisik Alena. Tak lama kegelapan mulai mendatanginya.
"Gue juga sayang lo, Alena" balas Haga. Sayangnya ucapannya sudah tak bisa di dengar Alena. Gadis itu sudah menutup matanya dengan rapat, dan dapat dipastikan jika dia sudah tak bernyawa.
•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.