S E K E T

27.9K 1.4K 78
                                    

Selamat datang dan selamat membaca

~~~~*~~~~

Malam harinya, rumah keluarga juragan Jaya sedang mengadakan aqiqah cucu pertamanya.

Seorang bayi mungil yang cantik tengah di gendong sang papah sambil diajak berjalan ke satu persatu tamu undangan acara aqiqah tersebut untuk di ambil sedikit-sedikit rambut halusnya.

Bunyi rebana yang di tabuh, juga lantunan sholawat menambah kemeriahan di dalam ruang tamu yang di jadikan tempat acara.

"Duh gusti, ayu tenan cucuku iki."

Adinata tersenyum kecil mendengar pujian dari salah satu paman sepupunya. Kaki panjang Adi berjalan melanjutkan sisa orang di sana, sampai selesai, doa pun dipanjatkan semu tamu di pimpin oleh kyai untuk baby Aireen.

Dan tak berselang lama, para tetamu di jamu sepiring nasi kuah rawon yang sangat menggugah selera.

Aireen sudah beralih di gendong Cahaya, bayi tersebut nampak menggeliat tak nyaman, seperti akan merengek.

"Anak mamah haus ya, nak?" Timang Cahaya yang ingin meredakan sang putri yang menggeliat

"Susuin dulu, nduk. Aireen kayaknya haus."

"Enggeh, mah. Aya ke kamar."
Mamah Saras mengangguki pamitan menantunya.

Tak di sadari, Adinata memandang kepergian sang istri ke kamar.

Hendak menyusul tapi banyak tetamu, Adi sudah gemas ingin menyusul istri kecilnya itu.

"Sabar toh, Di. Bentar lagi selesai kok acaranya." Celetuk paklek Yogi dibalas kekehan juragan Jaya yang duduk tak jauh dari mereka.

Putra sulungnya itu memang begitu bucin dengan sang istri, apalagi kini ada Aireen di tengah-tengah keduanya, makin-makin bucin lah si putra sulung Adtmajaya itu.

~~~~~*~~~~~

Sedangkan di kediaman keluarga lainnya, seorang wanita muda berlari kencang kabur dari rumah barunya.

"Aku ndak akan pernah mau nikah selain sama mas Adi."

Panggilan orangtuanya tak sedikitpun ia dengar, kaki telanjangnya masih terus berlari.

Air matanya berjatuhan membasahi pipi, hidungnya memerah, isakannya tersengal-sengal.

"Malam ini aku harus pergi, ndak ada pernikahan kecuali aku bisa dapetin kamu, mas."

Meski mata sembab memerah, jejak air matanya masih basah, tapi bibir itu malah menyeringai penuh maksud-- yang tak baik tentunya.

Mengabaikan telapak kaki telanjangnya yang sudah berdarah-darah, wanita muda ber-dress burgundy itu masih berlari walau tertatih-tatih.

Di bawah sinar rembulan yang malam ini terlihat cantik sekali, wanita muda itu bersumpah akan menjemput pangerannya dan membawa kepada orangtuanya.

"Aku datang, mas."

~~~~~*~~~~~

Malam semakin larut, para tetamu sudah pada pulang.

Kini hanya tinggal keluarga inti saja.

Akhirnya satu persatu pergi ke kamar tidur untuk istirahat, sedangkan para pria masih asik mengobrol di ruang tamu sambil meminum minuman dingin yang manis.

Sesekali tawa akan candaan salah seorang dari mereka membuat ruangan megah itu sedikit ramai.

Saat sedang asik mengobrol ringan, suara pintu utama diketuk.

Istri kecil Tuan muda Adtmajaya {21+} END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang