[Bismillah! Lo plagiat, gue tunggu hukumannya di akhirat!]
BOOK II - Tamat
Sebelum memasuki tahun keduanya di Akademi Eidothea dengan identitas aslinya, bukanlah hal yang mudah bagi Aalisha. Dia memang tidak ditindas lagi dan semua orang menghormati...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
|| Epilog ini berjumlah 4272 kata sehingga cari tempat yang nyaman^^
|| Peringatan penting! Epilog ini mengandung beberapa bahasa sadis dan sedikit tidak senonoh sehingga tidak pantas ditiru dalam kehidupan nyata! Mohon bijak dalam membaca!
|| Bagi para Arcaners yang telah sampai di Epilog ini, tolong berikan komentar terakhir kalian terkait keseluruhan cerita ini^^ Jika banyaknya antusias, maka akan dipikirkan apakah lanjut ke Book 3 atau tidak!
Hampir dua minggu telah berlalu sejak peristiwa wabah tikus yang sukses meluluhlantakkan seperempat dari bangunan Kastil Eidothea Akademi. Tidak satu pun ada korban dari pihak murid karena kebanyakan korban adalah para prajurit dan kesatria. Lekas setelah para korban diidentifikasi, pihak Eidothea pun mengirimkan kabar kepada keluarga-keluarga mereka beserta dengan permintaan maaf dan uang kompensasi. Kesedihan dan kehilangan tentu tak dapat dibendung oleh pihak keluarga korban, tetapi mereka sadar dan paham bahwa kematian adalah konsekuensi menjadi seorang prajurit dan kesatria. Maka mereka pun tidak kecewa, melainkan sangat bangga terutama karena melindungi para murid serta keturunan Majestic Families.
"Kompensasi yang diberikan pihak Eidothea benar-benar sangat banyak," ujar Nicaise yang kini berada di salah satu menara kastil Eidothea. Ia bersama dengan Athreus, Eloise, dan juga Aalisha. Masing-masing hanya mengenakan pakaian santai karena tidak ada pembelajaran. "Kudengar bisa digunakan untuk membangun usaha seperti kafe di tengah kota atau membangun kebun dan persawahan, kemudian bagi kesatria atau prajurit yang memiliki anak, kelak nanti anak-anak mereka akan masuk ke Eidothea tanpa tes yang sulit. Eidothea benar-benar tahu cara meminta maaf sekaligus mengembalikan martabat akademi ini lagi."
Eloise berdecak sebal merasa jika Eidothea terlalu baik hati. "Seharusnya tidak perlu kompensasi sebanyak itu, terlebih sudah kewajiban mereka sebagai kesatria dan prajuit penjaga yang bertugas melindungi akademi Eidothea serta penghuninya hingga berkorban nyawa 'kan? Anggap saja seperti di peperangan. Siapa pun yang terjun ke medan perang, maka sudah mengetahui konsekuensinya kalau kemungkinan bertemu kematian atau kehilangan anggota tubuh, jika selamat maka beruntung, jika tidak ya tentu saja buntung. Jadi kenapa mereka harus mendapat kompensasi sebanyak itu? Terkadang akademi ini terlalu baik, toh yang berperang di garis terdepan juga kita berempat."
"Oh ayolah, pihak akademi juga tahu tentang hal itu," sahut Athreus, "mereka memberikan kompensasi juga untuk menjaga kehormatan Eidothea. Terutama meredam berita-berita buruk terbaru yang lagi beredar untuk menjatuhkan Eidothea dengan narasi akademi yang tidak aman dan penuh bahaya. Terlebih dalam beberapa bulan ke belakang kita sudah mengalami penyerangan akibat Zephyr kemudian dilanjutkan penyerang yang kedua ini. Setahun ada dua penyerangan besar. Tentu saja, banyak para orang tua berpikir jika Eidothea tak aman, padahal akademi-akademi lain di luar sana pun menghadapi masalah yang kurang-lebih sama seperti kita. Penyerang oleh sekelompok Phantomius, monster dan iblis, hingga orang-orang jahat lainnya. Bahkan di luar Akademi pun apalagi di medan perang dan misi seperti ekspedisi Zero Domain, bahayanya jauh lebih mengerikan karena setiap individu hanya dapat bergantung pada diri masing-masing. Hanya saja, sungguh menyebalkan karena cuma Eidothea yang diberitakan media surat kabar serta dibuat-buat paling dramatis bahwa akademi ini paling berbahaya. Yah tak bisa dimungkiri pula karena seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa banyak juga orang-orang tertentu yang membayar media untuk menjatuhkan Eidothea."