Langkah mereka tergesa-gesa memasuki ruangan yang sudah disiapkan. Dokter dan tim medis segera bekerja, memeriksa kondisi El dengan cepat. Cardigan yang sebelumnya dijadikan perban dibuka, luka tembaknya diperiksa lebih lanjut, dan tanpa banyak bicara, salah satu dokter menginstruksikan perawat untuk menyiapkan peralatan yang dibutuhkan.
Alexa menggigit bibirnya, dadanya sesak melihat darah yang terus mengalir dari luka tunangannya. "El... tolong bertahan," bisiknya, tangannya gemetar saat mencoba meraih tangan El yang dingin. Namun, sebelum ia bisa menyentuhnya lebih lama, salah satu perawat dengan lembut menepikan Alexa. "Kami harus bekerja, mohon tunggu di luar."
Alexa ingin membantah, tapi Alex sudah lebih dulu menariknya menjauh. "Kita harus biarkan mereka bekerja, Dek," kata Alex lembut, meski raut wajahnya sendiri tampak penuh kekhawatiran.
Begitu mereka keluar dari ruang tindakan, tubuh Alexa langsung melemas. Alex buru-buru menahannya agar tidak jatuh. "Alexa, lihat gue," katanya sambil menangkup wajah adiknya. "El akan baik-baik aja, udah ada dokter yang menanganinya. Lo harus tenang."
Namun, air mata Alexa tak bisa berhenti mengalir. "Gue takut, Bang... Gue takut kehilangan dia," suaranya bergetar, dadanya naik turun tak beraturan. "El... dia nggak sadar, dia... dia..."
"Hey, dengerin gue." Alex menarik adiknya ke dalam pelukannya, mengusap punggungnya dengan lembut. "El itu kuat. Dia bakal bertahan. Kita harus percaya, oke?"
Alexa terisak di dada kakaknya, tangannya mencengkeram lengan Alex erat-erat. Sebelum akhirnya tubuhnya kian melemah, dan kesadaran merenggut dirinya. Sementara itu, di dalam ruangan, suara perintah dokter dan bunyi alat medis yang bekerja menggema, seolah menjadi pengingat bahwa perjuangan El untuk tetap hidup masih
Beruntungnya di markas Carel terdapat ruang perawatan lengkap beserta peralatannya. Carel pun tak segan memanggil dokter dan perawat terbaik untuk bekerja disana.
Semua itu ia lakukan untuk kondisi darurat seperti saat ini. Bukan hal aneh jika anak buahnya pulang dengan luka ringan sampai berat sekalipun. Entah itu luka tembak, tusuk, racun, apapun itu yang selalu berkaitan dengan misi berbahayanya.
Sebisa mungkin Carel tidak membawanya ke rumah sakit, karena disana pasti dibutuhkan pendataan dan segala macam. Perawat dan dokter di rumah sakit umum pun pasti bertanya terkait luka yang didapatkan.
Jelas hal itu tidak selalu bisa Carel dan tim nya jelaskan karena itu berkaitan dengan misi rahasianya. Maka dari itu, seiring berjalannya waktu Carel membuat mini hospital di markasnya, dengan peralatan yang tak kalah lengkap dan canggih dari rumah sakit umum lainnya.
Bahkan dokter dan perawat disana sudah disumpah untuk tidak membocorkan rahasia atau apapun itu yang berkaitan dengan markasnya. Jika mereka melanggar, maka bersiaplah nyawa mereka dan keluarganyalah yang jadi taruhan.
__________
"SELALU AJA BIKIN MASALAH!" Teriak pria paruh baya membanting apapun yang ada di hadapannya. Dadanya naik turun setelah berita yang baru saja ia dapat dari orang kepercayaannya.
"Untuk kasus kali ini sepertinya tidak mungkin kita tutupi lagi Tuan," ucap seorang laki-laki dengan jas hitam rapi dan kacamata tebal yang ia kenakan.
Pria itu semakin menggeram kesal mendengarnya, "KATAKAN DIMANA ANAK SIALAN ITU?!" tanyanya menggelegar.
Belum sempat pria itu menjawab, pintu ruangan terbuka. Munculah dua orang pria muda dan seorang wanita paruh baya yang turut hadir di belakangnya.
"Pi! Untuk kali ini, aku mohon. Kamu lebih baik mengakui kesalahan kamu selama ini, dan menebus semuanya sebelum terlambat!" ucap wanita itu menghampiri suaminya dengan mata berkaca-kaca.
YOU ARE READING
I'm Alexa [End-Tahap Revisi]
Teen Fiction⚠️ BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️ - - Belum sampai diambang pintu kantin Alexa kembali berhenti, lalu melepaskan pecahan beling yang menancap pada sepatunya tanpa rasa ngilu. Setelah itu ia melepaskan sepatunya, terlihatlah kaos kaki putihnya y...
Part 61 - Alexa's Concerns
Start from the beginning
![I'm Alexa [End-Tahap Revisi]](https://img.wattpad.com/cover/376930039-64-k717476.jpg)