Gretta Quinley harus menyandang gelar Duchess of Valtor atas paksaan kakaknya. Mengubur semua impiannya untuk menjadi Ratu di masa depan bersama sang kekasih, Putra Mahkota Kekaisaran Douglas.
Gretta pikir menikah dengan Duke Fredric Caradoc of Val...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bahkan petarung terbaik akan bertekuk lutut dihadapan orang yang paling ia cintai
🥀🥀🥀
Gretta sangat ingat ketika ia masih kecil sering sekali melakukan kebohongan yang membuat kakaknya akan marah. Namun, entah mengapa kebiasaannya itu terbawa hingga saat ia menikah. Bahkan, ia berani berbohong di hadapan pahlawan kekaisaran yang orang-orang saja tidak berani menatap matanya. Para lady di kekaisaran saja tidak mau dekat - dekat dengan Duke Fredric yang terkenal kejam.
Sebenarnya, Gretta juga tidak berani, hanya saja dia ingin mencari perhatian dari Fredric. Jika tidak seperti itu, tidak ada cara lain yang ampuh.
"Fredric!" Gretta memanggil dengan wajah yang masih menghadap ke pohon apel. Tidak berani memutar kepalanya ke kanan hanya untuk menunjukkan sopan santun kepada lawan bicara.
"Ya?" Fredric menjawab. Berbeda dengan Gretta yang enggan menatapnya, ia justru memperhatikan setiap gerakan Gretta yang sedang memetik apel.
"Kau masih marah?" tanya Gretta takut-takut. Dia saat ini benar-benar sangat gugup.
"Dalam hal apa?"
Gretta menggigit bibir bawahnya, bingung harus menjawab apa. Dia sekarang terlihat seperti anak kecil yang tertangkap basah mencuri.
"Lupakan!" Gretta langsung menjauh dari Fredric. Memilih untuk memetik apel di pohon lainnya.
Bukannya menjauh, Fredric justru sengaja menggodanya. Pria itu ikut menyusul Gretta dengan wajah yang dibuat sedatar mungkin. Pura-pura sibuk memetik apel yang berada di pohon yang sama dengan tempat Gretta berdiri.
"Dia kenapa sih?" batin Gretta bingung. Jantungnya kan jadi berdebar tidak menentu jika seperti ini terus-menerus.
"Kau menyukainya?"
"Ya, aku menyukaimu!"
Fredric berdehem membasahi tenggorokannya yang entah mengapa seperti kering kerontang layaknya dahan pohon yang tidak pernah disiram.
"Bodoh! Bodoh! Kenapa bodoh dipelihara?!" sudah banyak makian yang Gretta lontarkan pada dirinya sendiri. Entah mengapa lidahnya ini tidak bisa dikontrol.
Sudah terlalu salah tingkah, Gretta yang melihat Fredric sepertinya ingin berbicara, buru-buru mengangkat jemarinya untuk memasukkan satu buah apel -yang telah diseka dengan kain bersih- ke dalam mulut Fredric.