13

18.3K 2K 150
                                        

Halo apa kabar?
Sehat? Sehat donk.

Lancar puasanya?

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.

###

Xulio menikmati secangkir kopi hitamnya dengan hikmat. Berbanding terbalik dengan suasana hati Zelig dan Violet. Ah, tidak hanya keduanya, tapi si kembar pun sama. Sedangkan Arley menopang keningnya melihat perilaku adiknya.

Seth hanya bisa dibuat terdiam tanpa bisa berkata-kata. Ia tidak tahu jika sepupunya yang terlihat dingin tanpa ekspresi itu bisa seceria ini di depan Vyan. Padahal, waktu bersamanya tidak begitu.

"Vyan, ini hadiah pertemuan dariku!" Calix mendorong barang-barang yang telah dipilihnya ke arah Vyan.

Vyan menatap barang-barang yang disodorkan padanya. Ada jam saku estetik berwarna emas, beberapa koin emas, miniatur naga berwarna emas, ada juga emas batangan bertuliskan 10kg. Ia yakin, tidak hanya warnanya saja yang emas, pasti barang-barang tersebut juga terbuat dari emas. Semuanya terlihat berkilau, menyilaukan mata, membuat dadanya terasa sesak sesaat.

Apakah ini yang disebut dunia kapitalis?

Semuanya tentang uang, uang, dan uang?

Tapi dari semua itu, ada satu benda yang sangat mencolok ketimbang semua kemilau emas yang berserakan yaitu, pistol berukir naga berwarna silver.

[Wow, semuanya terlihat berkilau!]

[Apakah kamu ingin?]

[Meskipun ingin, itu tidak berguna untuk saya. Sungguh disayangkan~]

[Apakah menurutmu, itu pistol sungguhan?]

[Menurut Anda?]

[Em.]

Zelig dan si kembar menatap tajam Xulio. Meski begitu, Xulio masih asyik menikmati secangkir kopi hitamnya. Tanpa merasa terganggu dengan tatapan tajam yang dilayangkan ke arah dirinya.

Vyan ingin meraih pistol berwarna silver di bawah pandangan berbinar Calix. Tapi sebelum tangannya sempat menyentuh, pistol itu lebih dulu diambil Ghoza.

"Tidak untuk ini," ucap Ghoza.

Calix menatap cemberut ke arah sepupunya. "Itu untuk Vyan!"

"Orang sehat mana yang memberikan pistol sebagai hadiah? Jangan samakan adikku dengan pemikiranmu yang melenceng itu!" imbuh Ghozi.

Vyan menatap bergiliran antara sepupu barunya dengan sang paman.

'Jika itu orang lain, mungkin, aku akan sangat terkejut. Tapi Calix putra paman gilanya. Jadi, tidak mengherankan jika perilakunya sungguh tidak biasanya.'

Calix yang sedang berdebat dengan si kembar seketika terdiam. Xulio hampir tersedak kopinya. Sedangkan ekspresi Zelig dan Violet terlihat lebih tenang. Keduanya menganggukkan kepala dengan samar, menyetujui ucapan Vyan.

Arley semakin menyembunyikan wajahnya di balik telapak tangannya.

"Ekhem, aku normal. Sangat normal!" elak Calix.

Vyan menatap Calix dengan alis terangkat. 'Selain pemikirannya yang tidak biasa, sepupunya juga suka berbicara sendiri.'

Setelah Vyan selesai bermonolog dalam hati, Zelig dan lainnya buru-buru menyembunyikan setengah wajahnya dengan telapak tangan, guna menyamarkan bibir mereka yang sekarang ini tersenyum.

"Ahhhhk! Vyan, adikku sayang!" Calix menerjang tubuh Vyan dengan pelukan erat. Ia ingin kembali membantah, tapi takut dengan respon Vyan yang akan menganggapnya semakin aneh. Ia tidak ingin memberikan kesan buruk untuk adik barunya!

Suddenly!: Another NPC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang