Di sebuah pintu kayu yang nampak lapuk nan berjamur, berdirilah seorang pemuda dengan kujur tubuhnya yang basah akibat derasnya hujan yang menerjang.
Tangan pemuda itu mulai mendorong pelan pintu ringkih yang ada di depannya. Tanpa banyak tenaga, pintu itu terbuka dengan mudahnya.
Detik pertama pintu itu terbuka, udara lembab dan panas yang menganggu itu mulai mengusiknya. Nyatanya saat ini, hujan masih menjalankan tugasnya, tentu udara dingin merajalela.
"Energinya terlalu kuat, apa aku mampu?" gumam si pemuda seakan enggan masuk ke dalam rumah bobrok itu.
Yah, pemuda dengan surai hitam jelaga yang kerap disapa Rega itu menghampiri rumah lama Derby tanpa sepengatahuan keluarganya.
Langkah Rega mulai memasuki rumah kayu yang nyaris runtuh itu. Dia mengendap-endap melihat sekelilingnya.
Rega berdiri tepat di ruangan utama rumah Derby yang nyaris kosong tanpa perabotan rumah yang melengkapi isinya. Hanya ada kapet anyaman yang terkoyak serta beberapa alat makan dan sebuah bantal lusuh di atas alasnya.
Dia menepuk tangannya satu kali, bibirnya mulai merapalkan beberapa kalimat asing seakan membaca mantra. Seketika atmosfer di dalam ruangan itu berubah mencekam, sekujur tubuh Rega diselimuti kepulan asap lembayung yang begitu indah dan bercahaya.
Rumah Derby pun bergetar hebat seakan bencana alam melintas begitu saja. Nyatanya, di luar sana keadaan aman tentram tanpa marabahaya.
Belum sempat Rega menyelesaikan kegiatannya. Atensinya teralihkan oleh suara kepakan sayap yang tak asing terdengar di telinganya. Rega menoleh ke belakang dan benar saja, dia tertangkap basah.
"Mau menyucikan tempat ini, eak? Dibilangin jangan banyak gaya, ih. Nanti saya kokop loh~"
Yah, iblis putih seputih salju nan nampak cantik bak lukisan itu hadir memergoki Rega. Beelzebub mulai menyimpan sayapnya dan berjalan mendekat ke arah Rega lengkap dengan seringaiannya.
Rega hanya berdiam diri tanpa menampilkan ekspresi apa pun. Bahkan dia bergeming ketika jemari runcing Beelzebub mengusap batang lehernya.
"Bocah itu hanya orang lain bagimu, kan? Kenapa begitu peduli? Bukannya saya bilang untuk jauhi dia dan biarkan anak itu membaur dengan keluargamu?"
Beelzebub sedikit mencengkeram leher Rega dan mendekatkan wajahnya pada daun telinga lawan bicaranya.
"Mendapatkan ikatan batin dan kasih sayang, sebelum sukmanya kami santap bersama. Itu akan sangat lezat ketika hatinya sudah menaruh cinta dan kepercayaan pada kami," lanjut iblis itu mulai mengintip reaksi Rega.
Nihil, Rega sama sekali tak gentar, dia menatap benci pada makhluk yang ada di depannya.
"Aku sudah merelakan mereka, jangan ada korban lagi setelah ini." Rega membuang wajahnya, sedikit meringis ketika kuku tajam si Iblis menggores kulit lehernya.
Beelzebub nampak terperanjat mendengarnya. Dia melebarkan mulutnya hingga menjauhkan tangannya dari Rega. "Whut?! maksudnya kamu mau batalin kontrak kita? Jahat banget sih! Masa Akang mau buang Bubub?!!"
Si Iblis memeluk erat tubuh Rega tanpa izin, merengek bak bayi seakan enggan ditinggalkan oleh majikannya. Sedangkan, Rega memasang wajah jenggah nampak muak dengan kelakuan siluman lalat raksasa itu.
"Dia bukan sembarang anak yang bisa ditumbalkan begitu saja," tegas Rega lekas mendorong tubuh gadang si Iblis agar segera menyingkir darinya.
"Oke oke! Cari orang lain aja kalau gitu kan beres?!" Beelzebub masih berusaha membuat negosiasi seraya mengguncang kedua bahu Rega.
Nahasnya, Rega menggeleng lemah dengan tatapannya yang begitu sendu. "Sudah cukup," pungkasnya.
***
"Bang, kita mau ke mana?" Derby nampak resah kala Saga menarik ringan tangannya sembari menyusuri lorong rumah mereka.
"Hari ini hari ulang tahunku sama Rega, aku mau seharian sama adekku sebagai hadiah, mau ngerayain jadi abang juga, hehe."
Sekejap mata Derby berkedip beberapa kali, sebelum akhirnya dia tersadar akan sesuatu. "Hah?! Ultah?!! Wehh!! Selamat uang tahun, Bang! Eh?! Selamat ulang tahun! Sori typo!"
Derby melepaskan tangan Saga lalu bertepuk tangan begitu kencang. Dia merogoh saku celananya mencari sesuatu yang bisa diberikan sebagai hadiah untuk saudara barunya.
"Duh, aku cuma punya jimat dari engkong. Maap ya, Bang." Dengan berat hati, Derby hendak memberikan sekantong kecil jimat pemberian kakeknya. Meski ia tahu itu benda penting, namun dia berpikir jika berada di pihak keluarga Klandestin, malapetaka tidak akan terjadi.
"Wow? Serius buat abang?! Yey! Dapat hadiah dari adeekk!!" girang Saga memeluk Derby dan mengambil jimat itu tanpa malu-malu.
Derby tertawa kecil, dia ikut memeluk Saga kesenangan. Hatinya terasa hangat dan menyenangkan. Rasanya, hidupnya yang teramat sepi, kini beransur meriah dan bahagia.
Di situasi riang gembira itu, tanpa disangka seseorang mulai merusak atmosfer yang cerah seketika temaram.
Sebuah tangan merampas jimat milik Derby tanpa permisi, membuat Saga yang lengah melepaskan jimat itu tanpa sadar. "Loh?! Heh! Punyakku itu!!" pekik Saga menarik tangan si Pencuri.
Derby terkesiap melihat seseorang yang baru saja datang, dia nampak takut dan ragu-ragu ketika berada di dekat pemuda itu.
"Aku juga ulang tahun, jadi ini juga hadiahku." Tanpa basa-basi Rega menepis tangan kembarannya dan lekas menyimpan jimat itu di kantong celananya.
Nampak raut muka tak suka tercetak di wajah Saga. Dia memincingkan mata seakan mengibarkan bendera perang. Nahasnya, Rega tak memperdulikan hal itu, dia justru melengos pergi dan meninggalkan kedua saudarannya dari tempat itu.
"Apa sih?! Gak jelas banget?! Aku aja gak mau ngasih dia! Weekk!!" Derby menjulurkan lidahnya seakan mengejek punggung Rega yang semakin menjauh. Nampaknya bocah itu sedikit menaruh dendam dengan abang ketiganya.
Di lain sisi, Saga terdiam dengan ekspresi yang sulit diartikan. Jika berkelana di dalam batinnya, kita akan menemukan sebuah kalimat yang lebih sukar diartikan.
"Padahal sedikit lagi ..."
TBC
Up selanjutnya jangan ditunggin ya 🙈
Selasa, 25 Maret 2025

KAMU SEDANG MEMBACA
Chrysalism
HumorSinopsis Dibesarkan oleh peliharaan mistis milik kakeknya sendiri. Remaja laki-laki itu telah hidup jauh dari kata normal. Derby namanya, wujudnya sama seperti anak laki-laki kebanyakan, namun tidak dengan matanya. Dilabeli sebagai anak gila adal...