- DUA EPISODE TERAKHIR
- JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, KOMENTAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU.* * *
Pemakaman telah selesai. Para warga yang ikut ke pemakaman telah pulang beberapa saat lalu. Jenazah Bagja dan Rusna dikuburkan tepat di samping makam Amira. Aji dan Arif masih mendampingi Ardan yang sedang mendoakan ketiga anggota keluarganya. Terlepas dari tindakan tidak pantas yang dilakukan oleh Bagja dan Rusna, Ardan tetap tidak menampik kenyataan bahwa mereka adalah orangtua kandungnya.
Ardan bangkit dari sisi makam Amira, lalu menatap ke arah Aji dan Arif. Kedua pria itu segera merangkulnya, kemudian berjalan bersama dengannya menuju rumah.
"Rumah milik orangtuamu kini sudah diubah kepemilikannya menjadi atas namamu. Paman Didin yang mengurusnya, tadi. Jadi sekarang, rumah yang sudah selesai dibangun itu adalah rumahmu. Ya ... meskipun di sekeliling rumah itu tadinya ada banyak sekali pocong yang berkeliaran, tapi kamu sekarang bisa menempatinya dan enggak perlu lagi memusingkan soal pocong," ujar Aji.
"Kalau pun ada pocong yang masih ingin berkeliaran di sekitar rumah itu, sudah pasti Ardan akan mengusirnya secepat mungkin, Ji. Dia juga pasti risih, dong, kalau rumahnya didatangi oleh makhluk halus," sahut Arif.
Ardan pun tersenyum.
"Mungkin Aji kepengen rumahnya didatangi makhluk halus, Rif. Biar dia enggak kurang kerjaan," cetusnya.
Aji langsung berhenti di tempat dan berkacak pinggang. Arif dan Ardan terus berjalan menuju ke rumah milik Marwan, karena tahu kalau Aji hanya akan mengomel pada mereka.
"Heh! Jangan sembarangan, ya, Ar! Mana ada manusia normal yang kepingin rumahnya didatangi makhluk halus, terutama pocong? Sekurang-kurang kerjaannya aku, lebih baik aku membantu Ibuku merawat tanaman bunganya di halaman depan daripada terus-menerus mengusir makhluk halus yang datang ke rumah!"
Marwan kembali mengemudikan mobilnya siang itu. Ia dan Didin akan mengantar Ardan kembali ke Wonosari. Aji dan Arif tidak ikut, karena masa cuti mereka sudah habis dan harus segera kembali bekerja. Perjalanan ke Wonosari itu menjadi perjalanan tersenyap yang pernah dilalui oleh Marwan dan Didin. Ardan kembali lebih banyak diam, setelah tidak lagi bersama-sama dengan Aji dan Arif. Dia tampak begitu sulit untuk bicara dan--menurut Marwan--itu adalah dampak yang terjadi akibat terlalu lama memendam beban berat seorang diri.
Setibanya mereka di Wonosari, Wiwit tentunya menyambut Ardan dengan perasaan lega yang diiringi airmata. Ardan segera menceritakan semuanya kepada Wiwit dan ceritanya dibenarkan oleh Marwan maupun Didin yang pada saat kejadian ada di samping Ardan. Wiwit segera mencoba menyabarkan Ardan, saat tahu kalau pada akhirnya Bagja dan Rusna harus kehilangan nyawa akibat dari ritual pesugihan yang mereka lakukan.
"Aku kembali ke sini bukan untuk tinggal lagi di sini, Bi," ujar Ardan.
Tatap mata Ardan hanya tertuju pada rumah lama milik Bagja, yang selalu membuatnya terbayang-bayang dengan masa lalu.
"Aku akan menghibahkan tanah milik orangtuaku yang ada di sini, agar sebuah masjid bisa dibangun di sana. Setelah itu, aku akan pergi dari sini untuk tinggal di rumah yang ditinggalkan orangtuaku."
Wiwit pun tersenyum sambil menahan airmatanya. Ia tahu, bahwa pada akhirnya Ardan jelas tidak ingin lagi mengingat-ingat masa lalu. Sehingga memutuskan pergi dari tempatnya menatap masa lalu, adalah hal terbaik yang bisa Ardan lakukan.
"Kalau memang hal itu bisa membuat kamu menjalani hidup dengan tenang dan tidak lagi terbebani dengan masa lalu buruk, maka tentunya Bibi tidak akan menahan kamu. Pergilah, Nak. Jalani hidupmu yang baru dan jangan lagi menumpuk sesal di dalam hatimu. Amira juga pasti ingin kamu menjalani hidup yang lebih baik dari sebelumnya dan ingin kamu melepaskan semua beban yang selama ini menggerogoti hatimu," tanggap Wiwit, mendukung penuh keputusan Ardan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pocong Pesugihan
Horror[COMPLETED] Rumah kecil itu mendadak dibangun menjadi sangat mewah. Penghuninya juga tidak lagi terlihat sederhana seperti dulu. Semuanya berubah. Mulai dari pakaian, aksesoris, alas kaki, dan bahkan memiliki mobil keluaran terbaru. Di tubuh mereka...