Sepuloh.

17.9K 2K 273
                                        

Apakah kabar?
Sehat?
Puasa lancar?

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.

###

'Aku bukan lagi anak kecil.'

Vyan memandangi lauk pauk yang menumpuk di atas piringnya.

"Ini terlalu banyak."

"Tidak, ini tidak banyak. Vyan terlalu kurus dan perlu menambah berat badan," Violet menasehati bungsunya yang terlihat enggan untuk makan.

Vyan menahan lengan kakaknya yang kembali ingin menaruh lauk di atas piringnya. "Kakak, cukup."

Ghoza dalam diam menarik lengannya, berganti menaruh lauk itu ke atas piring kembarannya.

Ghozi hanya bisa mengangkat sebelah alisnya melihat tindakan kakak kembar, meski begitu, ia tidak menolaknya.

Violet juga menaruh lauk di atas piring Seth. "Seth juga makan yang banyak."

"Baik, Ma."

Di saat waktu makan malam tengah berlangsung, mansion Stuviealigh kedatangan tamu tak terduga, orang itu memasuki ruang makan dengan tatapan datar.

Zelig sudah bisa menebak, tapi tidak tahu jika orang itu akan datang secepat ini.

"Kakak, duduklah. Apakah Kakak sudah makan?" Zelig menawarkan makanan pada sang kakak yang menatapnya tanpa ekspresi.

'Kakak?'

Zelig, Violet dan si kembar menatap Vyan dengan tatapan penasaran, menunggu kelanjutan kalimat yang akan dilontarkan Vyan sembari tetap meneruskan aktivitas makannya. Sedangkan yang disebut 'kakak' mengerutkan dahinya tanda berpikir.

'Apakah ini Paman gilanya?'

Semua yang mendengar: !!!

Hampir secara bersamaan, Zelig dan lainnya tersedak mendengar ucapan Vyan.

Vyan dan Seth merasa bingung tapi keduanya tetap menuangkan air, lalu membagikannya pada keluarganya.

"Zelig... apakah ini yang kamu maksud?" Xulio bertanya dengan nada dingin.

Xulio Stuviealigh adalah si sulung sekaligus kakak Zelig Stuviealigh. Selama ini Xulio memilih untuk lebih banyak tinggal di mansion Stuviealigh yang ada di luar negeri. Kedatangannya ke mansion utama bisa dihitung dengan jari dalam kurun waktu setahun.

"Ekhem, aku bisa menjelaskannya nanti. Jadi, duduklah sejenak untuk merilekskan tubuh setelah menempuh perjalanan jauh," jawab Zelig dengan suara yang agak parau karena baru saja pulih karena tersedak.

"Kakak, makanlah," tawar Violet melihat kakak suaminya sudah duduk di kursi ujung.

Vyan mengamati pamannya yang entah kenapa, sepertinya tatapan terfokus ke arah dirinya sejak memutuskan untuk duduk. Atau mungkin itu hanya firasatnya?

'Sepertinya, memang benar. Ini paman gilanya.'

"Siapa yang kamu sebut gila?" Xulio bertanya dengan nada muram, tatapannya lurus ke arah Vyan.

Vyan memiringkan kepalanya tanda bingung. Sepertinya, pamannya bertanya padanya. Tapi sedari tadi, ia diam tanpa mengucapkan satu katapun. Ini membuat bertanya-tanya, benarkah pertanyaan sang paman ditujukan padanya. Tapi tatapan sang paman masih tertuju padanya dirinya.

'Apakah selain gila. Pamannya juga seorang peramal? Sedari tadi aku tidak mengatakan apapun, bukan?'

"Ekhem, sayang, makan terlebih dahulu, oke?" Violet lebih dulu memotong perkataan putranya. Lalu melihat reaksi kakaknya, sepertinya kakaknya itu juga bisa mendengar suara hati putranya.

Suddenly!: Another NPC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang