Chapter 31.

10.6K 1.1K 49
                                    

Sebuah Kereta Kuda terparkir apik di Istana, seorang Gadis keluar dari Kereta Kuda itu begitu pintunya dibuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah Kereta Kuda terparkir apik di Istana, seorang Gadis keluar dari Kereta Kuda itu begitu pintunya dibuka. Ia berdiri dan memperhatikan bangunan Istana Forresaina yang megah didepannya dengan pandangan takjub.

"Nona Adele Genevieve?" Ian memastikan jika Gadis ini benar-benar seorang Saintess yang di undang ke Istana.

Gadis bersurai perak itu lantas membungkuk hormat pada sosok yang muncul dari pintu Istana. Senyum lembut yang terukir di wajah cantik nya bersama sepasang iris biru laut nya yang memancarkan kilau memikat.

"Benar, Tuan Scott. Saya Adele Genevieve, seorang Saintess yang datang untuk memenuhi undangan Istana."

Ian mengangguk sekilas, "Bagaimana dengan perjalanan mu menuju kemari?"

"Saya sangat nyaman, Tuan. Kereta Kuda yang di kirimkan Istana membuat saya merasa aman." Jawab Adele semakin menunjukkan senyumnya.

"Saya senang mendengarnya." Ian meresponnya sekenanya.

Hari ini adalah kedatangan Adele seorang Saintess yang di undang oleh Istana atas desakan para Bangsawan pada Elliot. Sebenarnya Raja sendiri tidak terlalu meyakini seratus persen jika Gadis seusia Akasia ini bisa menyembuhkan banyak orang hanya dengan sentuhan keajaiban nya.

Namun karena atas desakan banyak Bangsawan yang merupakan komplotan Duke Caissan, terus-menerus mendesaknya membuat Elliot akhirnya mengundang Adele ke Istana untuk memastikannya langsung.

"Silahkan masuk dan ikuti saya, King Elliot telah menunggu anda di ruang pertemuan." Ian melangkah terlebih dahulu membimbing Gadis itu untuk mengikuti langkahnya.

Kemegahan Istana yang luas dan penuh dengan pernak-pernik mewah dengan material batu pertama berharga dan lantai marmer yang terasa dingin begitu di pijak membuat Gadis itu merasa mungkin saja Ia masih bermimpi.

Namun kemudikan Adele mengulas senyum percaya diri, Ia harus membuat Raja merasa terkesan dan mendapatkan akses tinggal di Istana ini agar bisa menikmati semua kemewahan ini.

Adele yakin pada ramalan Winter-- Sang Peramal Agung tak mungkin salah. Jika semua wabah ini disebabkan oleh kutukan yang dibawa oleh Putri Raja, Ia datang membawa cahaya harapan satu-satunya bagi kebangkitan Forresaina.

Lalu seperti yang diramalkan Winter, Adele akan mendapatkan semua apa yang seharusnya Putri terkutuk itu miliki dan menggantikan semua peranan pentingnya.

Adele benar-benar tidak sabar menantikannya.

"Tunggu di sini," Perkataan Ian membuyarkan lamunannya.

Meski tidak mengerti mengapa Ia tidak langsung saja dipersilahkan masuk, Adele tetap mengangguk. "Baik, Tuan."

Iris birunya memperhatikan pintu besar yang membatasi ruang pertemuan dengan lorong panjang Istana.

Beberapa saat pintu itu kini di buka lebih lebar bersamaan dengan munculnya Ian, "Kau bisa masuk."

Become An Antagonist (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang