Gleen bertransmigrasi ketubuh seorang figuran yang bernasib malang, di campakkan oleh suami sendiri dan selalu mendapatkan perlakuan buruk dari suaminya sendiri, Gleen bertekad akan mengubah nasib malang sang figuran.
Akankah Gleen berhasil mengubah...
Mindy berada di depan pintu ruang kerja Asher, terlihat wajah Mindy sangatlah tegang, beberapa kali Mindy menghela nafas, hingga akhirnya Mindy mengetuk pintu itu.
Tok...tok...tok....
Tak lama setelah Mindy mengetuk pintu, Asher membuka pintu dan menatap Mindy kesal "Ada apa Mindy?" Tanya Asher dengan kesal.
"Ada yang mau aku omongin." Ucap Mindy sedikit gugup.
"Masuk." Ucap Asher dengan masuk kedalam ruangan itu di susul Mindy.
"Mau omongin apa?" Tanya Asher.
"Aku mau kamu tanda tangani ini." Ucap Mindy menyerahkan dokumen yang ia bawa.
Asher pun mengambil dokumen itu lalu membaca, setelah membaca Asher melemparkan dokumen itu hingga membuat Mindy terkejut.
"Yampun, dia kenapa." Batin Mindy menatap heran Asher.
"Bercerai heh?" Tanya Asher berdiri lalu mendekati Mindy.
Mindy yang merasakan aura gelap dari Asher pun berjalan mundur, hingga punggung nya menabrak dinding, Mindy pun meringis.
"Dengar Mindy, hanya saya yang boleh menceraikan mu, bukan kamu." Ucap Asher dengan marah.
Mindy yang mendengar itu ketakutan, ia sangat takut dengan Asher sekarang, bahkan air matanya berjatuhan tanpa di minta.
"Awsss sa-kit Asher." Ringis Mindy kesakitan saat Asher mencengkram perut Mindy.
"Saya tau, disini ada anakmu kan?" Tanya Asher yang membuat Mindy menatap Asher terkejut.
"Heh, kamu pikir saya tidak tau hah? Kamu sangat menyayangi nya bukan? Jika kamu ingin dia selamat, maka kamu harus menurut Mindy." Ucap Asher melepaskan cengkraman nya dengan kasar.
"Sakitt." Ucap Mindy dengan memegangi perutnya kesakitan.
"Ingat Mindy, hanya hukuman kemarin saja yang ringan, setelahnya tidak ada lagi hukuman ringan untuk mu." Ucap Asher dengan pergi meninggalkan Mindy yang tengah memegangi perutnya.
"Maaf Mommy, pasti kamu kesakitan kan?" Tanya Mindy dengan mengusap perutnya.
Mindy pun berjalan keluar ruangan kerja Asher, ia berjalan kearah kamarnya dengan memegangi perutnya.
"Kamu harus bertahan ya, demi mommy." Bisik Mindy mengusap perutnya dengan lembut.
Sesampainya di kamar Mindy merebahkan diri, ia terus mengusap perutnya, Mindy sangat khawatir dengan anaknya itu.
"Besok aku harus ke dokter, aku tidak ingin anak ku kenapa-kenapa." Ucap Mindy.
Mindy menatap atap kamarnya, ia ingin sekali lepas dari pernikahan ini, tak lama mata Mindy terpejam, namun ada sosok yang mirip dengan Mindy yang tengah berdiri menatap Mindy.
"Maaf aku melibatkan mu Gleen, perasaan ku terhadap nya esok akan hilang, dan tubuhku akan menjadi milikmu seutuhnya." Ucap wanita yang mirip dengan Mindy itu lalu menghilang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di pagi hari Mindy berjalan menuruni tangga dengan pelan, Mindy berniat untuk bertemu Cindy sekaligus memeriksa kandungan nya.
"Mau kemana kamu?" Tanya seorang pria yang duduk di sofa tengah meminum kopi.
"Aku ingin menemui Cindy." Jawab Mindy tanpa membalikkan badan.
"Tidak ku izin, dia pengacara yang membantu mu bukan?" Tanya Asher menyeringai saat melihat punggung Mindy yang memegang.
"Bagaimana kalo ku hancurkan karir sahabat mu itu?" Ucap Asher yang membuat Mindy membalikkan tubuh nya.
"Tidak!! Jangan, jangan lakukan itu." Ucap Mindy dengan panik.
Asher terkekeh mendengar itu, sedangkan Mindy wanita itu terlihat menatap Asher dengan panik, sedih, marah dan juga benci.