🎀🎀🎀
Ditengah taman saat senja, Amora duduk dibangku kayu, memainkan ujung pita pink di pergelangan tangannya. Angin sepoi-sepoi menerbangkan beberapa helaian rambutnya saat sosok yang ia kenal mendekat.
"Sendirian?". Mendengar suara lelaki itu membuat Amora tersenyum kecil, menatap lurus kedepan. "Sepertinya begitu." Gevano duduk disebelah Amora, menatap langit yang mulai berubah warna.
"Aku selalu melihatmu disini. Seolah tempat ini menyimpan sesuatu yang spesial untukmu." Amora tertawa pelan. "Mungkin karena disini... Aku bisa berpikir dengan tenang." Gevano melirik Amora. "Pikiran tentang apa?". Amora menggigit bibir bawah, lalu tersenyum samar. "Some things are better left unsaid." Gevano menatap Amora dalam diam, menghela napas pelan. "Kau tahu, kadang ada hal yang justru harus diungkapkan. Kalau tidak, siapa tahu kita akan menyesal."
Amora menatap Gevano sejenak, lalu kembali menunduk, memainkan pita di pergelangan tangannya. "Maybe. But sometimes... Silence is safer." Gevano hanya menatap Amora, seolah mencari jawaban yang tidak akan pernah Amora katakan. Sementara itu, dalam hati gadis itu, ada ribuan kata yang ingin terucap, namun tetap ia sembunyikan, seperti heartstrings in hiding yang hanya berani bergetar dalam diam.
Gevano menatap Amora dari samping, mencari sesuatu dalam ekspresinya yang selalu sulit ditebak. Angin membawa aroma rumput basah dan bunga-bunga yang mulai menguncup.
Gevano menghela napas pelan, matanya masih terpaku pada Amora. "Jadi, kau akan terus seperti ini?". Amora mengangkat alis, tersenyum kecil. "Seperti ini?". Gevano menyandarkan punggungnya ke bangku, menatap langit yang mulai berubah warna. "Berpura-pura tidak ada yang perlu dikatakan." Amora tertawa pelan, tapi ada kesedihan dimatanya. "Bukan pura-pura. Aku hanya memilih diam." Gevano menoleh pada Amora. "Karena kau takut?". Amora terdiam sejenak, menunduk, lalu memainkan pita ditangannya lebih erat. "Because silence is safer."
Gevano menghela napas, mengusap tengkuknya, lalu menatap Amora serius. "Tapi, Amora... Tidak semua hal bisa selamanya disimpan dalam diam." Amora tersenyum samar, tapi matanya tak lagi seterang biasanya. "Mungkin. Tapi ada hal-hal yang lebih baik tetap menjadi rahasia."
Gevano mendekat sedikit, suaranya nyaris berbisik. "Dan bagaimana kalau aku ingin mengetahuinya?". Amora menatap Gevano sekilas, lalu kembali memandang lurus kedepan, menyembunyikan debar didadanya. "Kau tidak perlu tau, Gevano."
Gevano masih menatap Amora, lalu menghela napas panjang, menyerah untuk malam ini. "Suatu hari nanti, Amora. Aku harap suatu hari nanti, kau akan memberitahu ku."
Amora tidak menjawab. Hanya angin yang berbisik diantara mereka, membawa semua kata yang tak terucap, semua perasaan yang hanya berani bersembunyi dalam bayangan senja.
Senja semakin gelap, langit berubah dari jingga keungu kebiruan. Cahaya lampu taman mulai menyala, menciptakan bayangan disekitar mereka. Amora masih menatap kedepan, sementara Gevano tetap disisinya, seakan menunggu sesuatu yang tidak akan pernah datang.
Gevano mengusap tengkuknya, suaranya lebih pelan. "Aku tidak mengerti, Amora." Amora mengangkat alis, tapi tidak menoleh. "Apa yang tidak kau mengerti?". Gevano menatap Amora serius.
"Kau selalu terlihat penuh warna, ceria, seperti seseorang yang tidak menyembunyikan apapun. Tapi setiap kali aku merasa hampir memahami dirimu... Kau menarik diri lagi." Amora tertawa kecil, tapi terdengar hampa. "Mungkin aku memang seperti itu. Seperti teka-teki yang tidak perlu dipecahkan." Gevano menggeleng, sedikit frustasi. "Atau mungkin kau hanya takut ada seseorang yang akhirnya bisa memahami dirimu sepenuhnya." Amora terdiam, jemarinya mengeratkan genggaman pada pita pink ditangannya, seolah itu satu-satunya yang bisa menahannya tetap tenang. "Gevano..."
ВЫ ЧИТАЕТЕ
Heartstrings In Hiding
Любовные романы🎀🎀🩰🩰 Beberapa rahasia terlalu berbahaya untuk diungkap. Beberapa perasaan terlalu rapuh untuk dibiarkan terlihat. Amora terbiasa menyembunyikan segalanya-senyumnya, lukanya, bahkan detak hatinya yang paling dalam. Namun, kehadiran Gevano perlaha...
