P A P A T S I J I

38K 1.2K 25
                                    

Halooo🙌🏻

Ketemu lagi sama Nana🤗



Selamat datang dan selamat membaca

~~~~~*~~~~~

Siang ini, di pabrik beras juragan Jaya masih ramai para pekerja yang sibuk wara-wiri melakukan bagian masing-masing.

Di bangku bambu, Diandra nampak duduk bersama seorang lelaki paruh baya.

"Dian buatin es teh manis sama pisang goreng, mas Wisnu makan ya.. mumpung masih anget gorengannya.."

Bapak Cahaya mengangguk sopan, pandangannya pun sering menunduk tak berani menatap lama wanita paruh baya cantik itu.

"Dek Dian yang buat?"

Diandra gelagapan, "a-emm.. maksud Dian, ini buatan mbak Saras juga, tadi minta tolong anterin camilan untuk pekerja, gitu mas.."

"Terimakasih dek Dian, nanti kami makan."

Mendengar panggilan manis itu, Diandra mengulum senyum.

Aduh kenapa dalam dadanya berdebar gini..

Tak di sadari oleh keduanya, bahwa diam-diam ada yang mengintip dari balik gorden rumah.

"Tuh kan yah, saling suka ituu.."

"Mamah ndak bisa langsung nilai gitu toh, pak Wisnu aja nunduk terus."

Mamah Saras berdecak kesal, "grogi yah, piye toh ayah iki.."

Juragan Jaya hanya bisa terkekeh geli melihat betapa antusiasnya sang istri.

"Kalau Dian beneran ada hati sama pak Wisnu, aku dukung paling depan. Pak Wisnu iku baik yah, aku srekk kalau adik iparku sama pak Wisnu, piye menurut ayah?"

Juragan Jaya tak menjawab langsung, semua tergantung sang adik, ia sebagai kakak hanya bisa menyetujui kalau itu memang baik untuk adik dan ponakannya nanti.

Dan benar kata istrinya, pak Wisnu itu memang orang baik selama beliau mengenalnya.

~~~~~*~~~~~

Sore ini, keduanya sudah berada di teras rumah untuk berangkat menggunakan mobil hitam gagah itu.

Saat Cahaya keluar dari rumah dan menutup pintu, ia melihat beberapa gadis muda di sini, yaa mungkin seusianya sedang memandangi suaminya penuh binar.

Wanita muda itu diam, namun tidak dengan hatinya.

Ia tau tatapan itu, haih.. suaminya memang setampan itukah sampai banyak pasang perempuan yang menatap Adinata penuh puja.

Tak salah apa yang diucapkan mamah mertuanya kemarin, Cahaya sedikit merasa jika keputusannya sudah benar!

Adi harus tetap menjadi miliknya dan tidak boleh sampai melirik ke yang lain, apalagi sampai pindah ke lain hati.

Tidak boleh!

Dan untuk mengatasi itu, ia akan menyanggupi permintaan suaminya yang ingin mempunyai momongan.

"Sayang, sudah ambil apa yang mau dibawa?"

Cahaya tersadar dari lamunannya, kepalanya mengangguk.

"Ayo berangkat."

Keduanya pun berangkat.

Cahaya membawakan buah tangan untuk bapak dan mertuanya.

Tangan mereka pun saling menggenggam selama perjalanan.

Istri kecil Tuan muda Adtmajaya {21+} END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang