Guys, karena sudah memasuki bulan puasa, maka saya bakal mengurangi intensitas adegan dewasa di setiap cerita "One Shoot Story" selama bulan puasa. Dan bakal update di atas jam 10 malam.
Terima kasih💐
Selamat Membaca ♡
Buat kalian yang rajin vote dan komen 🫰🏻
• • • • • • •
Jovan sudah terbiasa mendapati pukulan dari Papanya semenjak kehadiran Alina di dalam keluarganya. Rasa benci Jovan terhadap wanita itu menjadi faktor dirinya membangkang, yang mana berakibat pada hubungannya dengan Papanya yang mengalami kerenggangan.
Bukan semata dirinya membenci Alina hanya karena status wanita itu adalah Ibu tirinya. Bukan. Melainkan tentang sebuah fakta yang ia ketahui setelah Bundanya meninggal.
Fakta yang rumit dan menyakitkan. Jovan pikir dirinya terlahir dari sepasang suami-isteri yang saling mencintai, sebab kedua orang tuanya selalu tampil harmonis di hadapannya. Padahal semua itu hanyalah sebatas skenario yang telah diatur sedemikian rupa, karena nyatanya mereka bersatu dalam ikatan pernikahan didasari oleh perjodohan yang tak melibatkan cinta, tetapi sebatas hubungan bisnis saja.
Dan, Alina menjadi sosok yang harus tersingkir dari hubungan kedua orang tuanya. Henry dan Alina dulunya sepasang kekasih sejak SMA sebelum akhirnya Pria itu dijodohkan dengan Mira, Bunda Jovan.
Salahnya di sini, Henry nyatanya diam-diam masih berhubungan dengan Alina, walau secara sadar keduanya sudah memiliki pasangan pada saat itu. Puncaknya ketika Mira meninggal pada tiga tahun yang lalu akibat kanker serviks yang diderita, kemudian disusul perceraian Alina dengan suaminya. Maka, setelah itu tepatnya satu tahun yang lalu cinta mereka berhasil bersatu. Cinta yang mengerikan menurut Jovan.
Mungkin dalam benak kedua orang itu cinta mereka tetap setia, walaupun harus berpisah selama beberapa tahun dan akan tetap bersatu pada akhirnya. Tidak. Bagi Jovan cinta antara Henry dan Alina adalah cinta buruk yang bersembunyi di balik sebuah kesetiaan dan ketulusan.
Lebih buruknya ketika mendapatkan satu fakta lagi bahwa Mira ternyata jatuh cinta terhadap Henry, namun harus Mira pendam karena tahu bahwa Alina yang akan selalu bertahta di hati suaminya itu.
Mira terlalu baik menutupi semua rasa sakitnya hingga Jovan berhasil dikelabui selama bertahun-tahun, sebelum akhirnya ketika wanita itu telah tiada, Bibi Emma selaku kepala pelayan di kediaman Aldrich yang juga sangat dekat dengan Mira, terpaksa membeberkan rahasia tersebut.
Bibi Emma tahu ini bukanlah haknya untuk ikut campur, tetapi bukankah Jovan pantas untuk mengetahui segala pesakitan yang dipendam Bundanya selama ini?
Rasa sakit Mira selama bertahun-tahun harus Alina dan Henry bayar melalui kebencian yang dikobarkan Jovan. Kedua orang itu akan menjadi penjahat paling beruntung jika dibiarkan begitu saja, setelah keegoisan yang mereka lakukan selama ini.
Cinta yang buruk, hingga mengikis cinta di antara Ayah dan Anak.
Jovan selalu disudutkan sebagai pihak yang bersalah selama ini, tanpa kedua orang itu berkaca terlebih dahulu bahwa mereka lah pemicunya.
Tanpa sadar jika perbuatan mereka telah merusak kebahagiaan Jovan, merenggut kebaikan dalam dirinya dan meredupkan segala impian yang telah direncanakan Jovan dulu.
Akibatnya, Jovan harus hancur seorang diri.
Terpuruk dalam ruangan temaram seperti saat ini. Terbaring kesakitan di dalam kamar apartemennya sebab luka fisik dan batin yang menderanya.
