Gleen bertransmigrasi ketubuh seorang figuran yang bernasib malang, di campakkan oleh suami sendiri dan selalu mendapatkan perlakuan buruk dari suaminya sendiri, Gleen bertekad akan mengubah nasib malang sang figuran.
Akankah Gleen berhasil mengubah...
Tak terasa satu bulan berlalu dan Mindy tengah berada di kafe bersama Cindy, untuk mengambil dokumen yang memperlu tanda tanganan Asher.
"Kamu yakin kan Mindy? Apalagi kamu sekarang tengah mengandung." Tanya Cindy yang khwatir dengan keputusan sahabatnya itu.
"Aku yakin Cindy, aku sudah lelah untuk mendapatkan hatinya." Ucap Mindy dengan lirih.
"Mindy, aku berharap kamu selalu bahagia apapun terjadi di masa depan." Ucap Cindy dengan penuh berharap.
"Pasti Cindy, apapun terjadi nanti aku bakalan trus berusaha agar tetap bahagia." Ucap Mindy dengan tersenyum.
"Oh iya Cindy, kamu tau ngga? Vio udah pulang loh." Ucap Mindy dengan semangat.
"Tau kok." Ucap Cindy yang memang sudah tau bahwa sahabatnya itu telah pulang.
"Gimana besok kita shoping bertiga?" Ajak Mindy.
"Bolehlah, udah lama juga ngga shoping bertiga kan?" Ucap Cindy yang di angguki oleh Mindy.
Mereka pun berbincang-bincang hingga makanan yang mereka pesan habis, keduanya pun berjalan keluar cafe setelah membayar makanan mereka.
"Sampai jumpa besok Mindy." Ucap Cindy yang berada di mobilnya.
"Iya Cindy sampai jumpa besok, kamu hati-hati ya di jalan." Ucap Mindy.
"Iya, kamu yakin ngga mau di anter aku Mindy?" Tanya Cindy berusaha membujuk Mindy agar ia antar pulang.
"Engga Cindy." Ucap Mindy menolak diantar oleh Cindy
Cindy yang mendengar itu pun menghela nafas kasar, sebelum pergi Cindy pun berpamitan pada Mindy, setelah berpamitan Cindy pun melajukan mobilnya.
"Aku harus segera pulang, ini sudah sore." Ucap Mindy dengan melihat jam yang melingkar di tangannya.
Mindy pun mengambil ponselnya yang berada di tas, lalu ia memesan taksi, setelah memesan taksi, Mindy pun menunggu taksi itu.
"Mindy." Panggil seorang pria saat kaca mobil itu terbuka.
"Taksi yang aku pesan ya?" Tanya Mindy yang membuat pria itu menatap Mindy bingung.
"Kamu lupa?" Tanya pria itu Mindy pun mengangguk sebagai jawaban.
"Aku Arlo, adik sepupu Asher yang beda satu tahun." Jelas pria bernama Arlo itu.
Arlo Cyrus Theodor seorang pria tampan, ramah dan baik hati sikap Arlo dan Asher sangatlah berbeda walaupun keduanya sama-sama tampan.
"Kaka ipar?" Panggil Arlo yang membuat Mindy tersadar dari lamunannya.
"Iya kenapa?" Tanya Mindy dengan bingung.
"Kaka ipar mau pulang? Di jemput bang Asher?" Tanya Arlo.
"Emm iya mau pulang, engga di jemput, Asher mana mungkin mau jemput" Ucap Mindy yang melanjut kan ucapnya dengan pelan.
"Mau aku antar kaka ipar?" Tanya Arlo menawarkan tumpangan.
"Eum, aku udah pesan taksi online." Ucap Mindy namun tak lama ada pesan masuk Mindy pun melihat ke sebelah kiri.
"Eh itu taksi yang aku pesan, aku pergi dulu." Ucap Mindy berpamitan lalu pergi berjalan taksi yang ia pesan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mindy sekarang berada di dapur tiba-tiba saja ia ingin mie instan, jadi dia pergi kedapur untuk membuat mie instan, padahal ia sangat malas sekali beranjak dari kamar.
"Kalo bukan kamu yang mau, mommy mana mungkin tinggalin kamar huh." Ucap Mindy dengan menatap perutnya.
"Kau berbicara dengan siapa?" Tanya seorang pria yang Mindy sangat kenali.
Deg.
Jantung Mindy berdetak kencang, ia takut Asher mengatahui kehamilan nya, Mindy pun berbalik ia melihat Asher yang memakai pakaian santai, tidak seperti biasanya.
"Aku tidak berbicara dengan siapa-siapa, aku hanya berbicara pada diriku sendiri." Ucap Mindy dengan berusaha agar tidak terlihat gugup.
"Oh iya? Bukan berbicara dengan selingkuhan mu?" Tanya Asher menatap Mindy.
"Hah? Bukannya kebalik?" Ucap Mindy yang membuat wajah Asher berubah.
"Apa maksud mu?" Tanya Asher dengan nada marah.
"Tidak, tidak, kamu hanya salah dengar, aku bertanya kau akan kemana?" Ucap Mindy mengalihkan pembicaraan.
"Aku akan pergi dengan Oliv." Jawab Asher.
"Oh." Jawab Mindy singkat dengan menaruh mie instan yang telah matang ke mangkuk.
Asher yang melihat respon Mindy seperti itu mengeram kesal, sedangkan Mindy tengah mengaduk mie instan itu, lalu duduk.
"Kenapa masih disana? Kasian Kak Olivia pasti menunggu mu." Ucap Mindy dengan nada sinis.
Asher yang mendengar itu pun segera pergi, Mindy hanya melihat punggung Asher yang mulai menjauh, hatinya terasa sesak, entahlah Mindy jadi tidak mood untuk makan di ruang makan.
"Sepertinya perasaan Mindy asli belum hilang." Guman Mindy berjalan menaikin tangga.
Sesampainya di kamar Mindy duduk melahap mie instan dengan air mata yang mengalir, entahlah ia tak bisa mencegah dirinya sendiri agar tidak menangis.
"Jadi seperti ini rasanya di campakkan oleh orang yang di cintai?" Guman Mindy dengan mengusap air matanya.
"Ternyata jatuh cinta sangat menyakitkan." Ucap Mindy.
Mindy memakan mie instan itu dengan sesekali mengusap pipinya yang basar karena air mata.