29

17.2K 1.6K 31
                                    

Usahakan untuk ngevote beb
Typo bertebaran!!



kantin

Saat ini Devan dan Sean sedang berada dikantin dan bersama Dean dan Gilang.

"Kenapa gak masuk kelas" tanya Gilang kepada Sean

"Ahh...emm..anu itu" ucap Sean bingung sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"Anu apa Sean" ucap Gilang dengan menekan nama Sean

"Maaf, Sean bolos" jawab Sean takut² dengan menundukkan kepalanya yang tak berani menatap wajah Gilang

Devan yang tak enak dengan situasinya akhirnya ingin membantu Sean.

"Lang gak sah marah lah, lagian dia cuman sekali² doang" ucap Devan membela Sean, Sean yang dibelah Devan langsung mengangkat kepalanya untuk memandang Devan yang telah membelanya.

Gilang yang mendengar ucapan devan langsung memandangi Devan dengan bertanya².

"Gue gak ada ngajak dia untuk bolos, dia aja yang mau ikut gue, tapi seharusnya Lo gak sah marah lah, lagian dia bolos gak sampai tiap hari kan, gak sah lebay deh Lo" ucap Devan yang tak mau dituduh oleh Gilang, karena ia sudah melihat tatapan Gilang yang mengarah padanya dan tentu ingin bertanya kepadanya mangkanya ia langsung menjelaskan nya secara langsung.

Sean yang mendengar ucapan devan langsung memandangi Gilang, ia takut Gilang marah karena ucapan Devan, tapi dari ekspresi wajah Gilang seperti nya Gilang tak marah.

"Gue gak marah, cuman nanyak, karna Sean gak ada ngabarin gue kalau mau bolos sama Lo Devan" ucap Gilang dengan tenang, Gilang tau pasti Devan masih kesal dengannya karena masalah kemarin ketara dari cara bicara Devan terhadapnya.

Hanya dibalas keterdiaman oleh Devan karna setelah mendengar ucapan gilang, Devan langsung melahap makanan yang ada dihadapannya itu, tak lama dari keterdiaman mereka Laura datang dengan rombongannya.

"Boleh gabung gak ni" ucap Laura yang langsung menaruh makanannya disamping Devan.

"Laura, boleh² sini² duduk" ucap Devan antusias dengan kedatangan Laura, Laura yang melihat keantusian Devan hanya tersenyum gemas melihat Devan yang sangat menggemaskan itu.

Tapi anehnya Laura menggeser kan badan nya agak jauh dari Devan seperti mengosongkan tempat duduk disamping kanan Devan dan disamping kiri Laura.

Setelah Laura duduk manis teman² Laura pun ikut bergabung juga, tapi anehnya bangku yang disampingnya tetap kosong itu membuat Devan bingung.

"Laura sini, kenapa jauh²" tanya Devan

"Ahh satu lagi teman gue belum Dateng, nanti dia duduk disini" ucap Laura, Devan yang mendengar itu membuat hati mungilnya kecewa.

Tuk

Suara piring yang ditaruh dimeja samping Devan, Devan yang masih kecewa dengan ucapan Laura tentu tak memperdulikan siapa yang duduk disampingnya itu.

Devan seperti mencium wangi yang tak asing baginya, wangi yang menenangkan dan bercampur wangi mint, wangi yang sangat² membuat candu untuk seorang Devan.

Karna wangi nya seperti berada disampingnya ia langsung menolehkan kepalanya menghadap kesampingnya itu, dan betapa terkejut nya Devan karna yang ia lihat sekarang adalah Mahen, iya Mahen orang yang harus ia hindari.

Mahen yang melihat Devan memandangi nya dengan wajah terkejut merasa lucu, karna jujur wajah Devan yang seperti itu sangat² menggemaskan, kalau boleh jujur Mahen tak rela jika ekspresi wajah Devan yang seperti itu dilihat oleh orang lain.

"Kenapa hemm" ucap Mahen dingin dengan ekspresi datarnya, Devan yang mendengar suara Mahen langsung memalingkan wajahnya yang memerah karena ketahuan menatap Mahen.

Mahen yang sudah lebih dulu mengetahui wajah memerah Devan menyunggingkan senyum miringnya dan tak ada yang menyadarinya.

Dean yang baru menyadari kalau ada Mahen dan Mahen duduk disamping Devan pun memandangi Mahen dengan ekspresi tanda bertanya.

Dipojok kantin seseorang mengepalkan kedua tangannya dengan ekspresi marah, setelah itu ia berjalan kearah meja yang diduduki oleh bagian devan dan.

Bruk

Akhhh

Prangkk

"Hiksss...sakit pa-panas hikss.." tangis gadis yang terjatuh itu yang tak lain adalah Luna

Orang² yang berada dimeja Devan langsung memusatkan perhatian mereka terhadap gadis yang duduk dibawah dengan makanan yang bercecer kemana².

"Devan gapapa" tanya Laura, karna posisi jatuh Luna berada dibelakang Devan

"Ckk, kenapa gak kenak Laura si" batin Luna

"Punggung, punggung gue sakit shttt" ucap Devan dengan meringis merasa kepanasan di punggungnya. Laura langsung berdiri dan memasang ekspresi wajah marahnya terhadap Luna

"LO PUNYA MATA TU DIGUNAIIN DONG" ucap Laura marah terhadap Luna

"Hikss...Luna gak salah, d-dia dia yang salah hikss...dia yang ngulurin kakinya terhadap Luna hikss..." Ucap Luna

"Heee sialan maksud Lo apaan ya, dari tadi teman gue Devan duduk disitu diam anteng anyem, tiba² Lo Dateng jatuh dan nuduh teman gue, brengs*k emang Lo ya" ucap Sean tak terima temannya dituduh

Devan yang sudah tak tahan dengan sakit di punggungnya pun langsung menoleh terhadap Mahen dan menggenggam seragam Mahen dengan erat menyalurkan rasa sakitnya itu. Mahen yang dari tadi memperhatikan Devan hanya terdiam dan memandangi wajah Devan yang merasa sakit itu, ia ingin melihat sekuat apa Devan.

"Sa-kit shhttttt sakit pu-punggung Mahen" ucap Devan meringis sambil memandangi Mahen, Mahen yang mendengar ucapan Devan tentu senang, karna ini yang ia ingin kan dari Devan, Devan bergantung terhadapnya.

Langsung saja Devan mengendong ala koala Devan, dan meninggalkan teman²nya yang lain yang masih berdebat itu, karena sekarang yang terpenting adalah kucingnya yang sedang merasa sakit.

Devan yang digendong oleh Mahen untuk ketiga kalinya ah tidak² keempat kalinya pun hanya bisa terdiam diri mau memberontak tak bisa karna punggungnya sedang sakit, Devan langsung mengalungkan kedua tangannya dileher Mahen dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher mahen.

Dean yang melihat Mahen membawa Devan langsung mengikuti mereka berdua meninggalkan teman²nya yang sedang debat itu.



*Usahakan untuk ngevote beb karna gak ngevote maka tak sayang beb

*Target up 500 vote

DEVANO ATTARIK [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang