Saat ini Devan sedang berada di supermarket untuk membeli makanan ringan dan tentunya mi instan.
"Kayaknya dah cukup si ini" ucap Devan yang ingin membayar barangnya
Brak
"Bang*e pantat gue sakit banget" ucap Devan yang terjatuh dan mengelus bokongnya yang terasa sakit itu
Orang yang menabraknya hanya menatap Devan dengan diam, Devan berdecih dan berdiri tanpa ditolong oleh orang yang menabraknya.
"Dah nabrak bukan nya nolongin" ucap Devan dengan pelan, mana berani ia ngomng secara lantang, sebelum ia protes saja ia sudah ditatap sangat tajam oleh orang yang menabraknya.
"Om klok jalan yang bener dong" ucap Devan dengan hati², orang yang dipanggil om oleh Devan hanya mengangkat sebelah alisnya saja.
"Ckk, minta maaf" ucap Devan kesal, orang itu hanya diam saja sambil menatap Devan dengan instan, dan itu membuat Devan kesal.
"Apa jangan² ni om² bisu ya" ucap Devan pelan dan itu tentu saja masi bisa didengar oleh orang itu
"Saya tidak bisu" ucap orang itu dengan nada berat dan sedikit serak, dan itu membuat tubuh Devan tersentak.
"A-ahh gitu ya om" ucap Devan gugup dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal
"Apakah saya setua itu" ucap orang itu
"Ahh tidak² om sangat² tampan walau pun sudah tua, ahh tidak² maksud saya om tidak tua tapi sangat² tampan" ucap Devan berbilit² dan dibalas kekehan oleh pria itu
"Siapa nama mu" ucap pria itu
"Devan, Devano Attarik om" ucap Devan
Pria itu yang mendengar nama devan tentu saja terkejut tapi tertutup oleh wajah datar nya, Devan tak bisa melihatnya.
"NAREN, itu namaku, dan jangan panggil saya om, karna saya tak setua itu" ucap naren
"Ahh gue bener² minta maaf, emm gimana klok gue panggil Abang" ucap Devan dan dibalas anggukan oleh naren
"Okey" ucap naren
"Kalau gitu gue permisi dulu bang, soalnya masik ada urusan" ucap Devan dan setelah mendapatkan anggukan kepala oleh naren Devan langsung pergi dari hadapan naren
"Pantas ia sangat² menyukainya ternyata memang seindah itu" ucap naren yang masik memandangi Devan
•
•
•
Tok
Tok
Tok
Ceklek
"Lama" ucap orang yang mengetuk pintu Mahen
"Pergi" usir Mahen
"Ahh kau sangat² tak sopan kepada Abang mu Mahen" ucap naren yang langsung mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu milik mahen, dan dibalas tatapan datar milik Mahen
"Aku merindukan adikku" ucap naren dengan kekehannya
"Ckk menjijikan" ucap Mahen yang duduk di sofa singel
"Apa kau tau bahwa Daddy dan mommy akan kemari, dan bukan Daddy saja tapi opa dan Oma" ucap naren
"Hemm" dehem Mahen
"Dan tentunya mereka akan tinggal disini bukan" ucap naren dengan senyum tengilnya dan itu membuat Mahen muak oleh Abang kedua nya itu
"Apa jadinya jika mereka juga mendengar bahwa keponakan nya ini sudah memiliki kekasih, ahh ralat belum menjadi kekasih" ucap naren dengan kekehannya dan menekan kata mereka terhadap Devan
"Haaa pantas kau sangat menyukainya ternyata dia emang seindah itu jika dilihat secara langsung apalagi dengan jarak yang sangat dekat" ucap naren yang menyenderkan punggungnya kesofa
Mahen yang mendengar itu langsung melayangkan tatapan tajamnya terhadap naren, dan dibalas senyuman miring oleh naren.
"Apa maksudmu" ucap Mahen dengan dingin
"Emm tadi aku tak segaja ketemu remaja yang sangat² manis ia memiliki tahi lalat dibawah bibirnya" ucap naren dengan senyum tengilnya
Mahen yang mengetahi itu ciri² Devan langsung berdiri dan berjalan kearah naren.
"Cari mati" ucap Mahen dengan tatapan tajamnya
"Hhhhhh tidak² aku hanya bercanda, tadi aku tak sengaja menabraknya, sudah itu saja, jangan marah okey" ucap naren
Mahen yang mendengar itu langsung pergi kearah kamarnya berada.
"Posesif sekali" ucap naren dengan kekehannya
*Ada yang mau berteman sama aku di Instagram gak?
*Kalau mau ini akunku, yang mau aja ya gak ada unsur paksaan kok
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*Usahakan ngevote beb, karna tak ngevote maka tak sayang beb.