T E L U L I M O

49.7K 1.5K 28
                                    


Klik tombol bintangnya ya honeyy🫦💋

Nana kasih doubel chapter nih, jarang-jarang kkhaann🤪🤭🙏🏻

Jadi sempatkan klik tombol bintangnya ya cintakuu sayangkuu cantik-cantikkuu gantengkuu, muuaachhh😚🫰🏻

EEHH?!😲🫢

Emang ada yang cowok kah nih pembaca ku?🙊🤭🙈

Ah gak ada kali yaa, okee Nana salah sebut, Enjooyy💓

Happy reading

~~~~*~~~~~

Selesai resepsi, pengantin baru itu sudah di perbolehkan untuk istirahat.

Cahaya dan Adinata sudah terlepas dari baju-baju pengantin.

Lega sekali rasanya.

Apalagi Cahaya, gaun yang dipakai cukup berat dan melelahkan, apalagi harus memakai heels yang tinggi.

Kini, akhirnya mereka sudah berpakaian seperti biasanya.

Suaminya sedang keluar sebentar menemui teman yang terlambat hadir tadi, Cahaya lebih memilih berdiam di kamar sambil rebahan seusai mandi.

Memakai daster tipis sepaha, dada sekal nya nampak menonjol sekali terbalut bra--aset Adinata itu hehehe, selimut tebal terpasang seperut nya.

Awal ingin rebahan saja, mengistirahatkan tubuh. Namun karena kecapekan, meski belum sempat makan siang, wanita muda itu pun terlelap juga.

Tidur miring mengarah pintu, Cahaya menyelami alam mimpi, sebelah tangannya sebagai bantal, satunya menyentuh selimut di pinggangnya, wajah cantik itu terlihat letih sekali.

Nafasnya terdengar teratur, benar-benar tertidur.

Tak lama, pintu terbuka dari luar.

Seorang pria berperawakan tinggi kekar masuk kedalam.

Bibirnya tersungging senyuman kecil, menutup pintunya pelan ia berjalan menuju ranjang.

Meloloskan kaos yang ia pakai, terpampanglah badan atletisnya.

Menyibak selimut perlahan, ia perlahan ikut gabung dibawah selimut.

Grep!

Lengan kekarnya menyelip di sisi pinggang Cahaya, lalu mendekapnya erat.

Wajahnya diposisikan dileher istrinya, sembari ikut memejamkan mata.

"Enghhh.."

Cahaya terusik sedikit, merasa ada yang menimpa tubuhnya, ia bergerak samar dan wajahnya menoleh ke samping.

"Mas?"

"Hmm.."

"Kapan masuk kamar? Tamunya udah pulang?"

Adi mengangguk sambil menggumam saja, pria itu seperti ikut mengantuk.

"Mandi dulu gih, mas kan belum sempat mandi."

"Tck, ndak usahlah yang. Mas mau kelonin kamu aja."

Cahaya terkekeh geli, "jorok ih, ndak mandi." Adi ikut terkekeh-kekeh.

Ia semakin menyerukkan wajahnya keleher sang istri. "Meskipun ndak mandi, mas ndak pernah bau ya, wangi terus."

Cahaya berdecak lirih, tangannya mengelus lengan yang melilit pinggangnya itu.

Istri kecil Tuan muda Adtmajaya {21+} END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang