𝐏𝐚𝐫𝐭 𝟎𝟑: 𝐇𝐮𝐣𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐊𝐨𝐭𝐚 𝐏𝐞𝐦𝐞𝐫𝐢𝐧𝐭𝐚𝐡𝐚𝐧

4.7K 649 125
                                        

Halo, mommy kembali lagi ^^

Halo, mommy kembali lagi ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_𝐊𝐢𝐧𝐠. 𝐉._

Pemerintahan, 1946
20:00

Hujan deras mengguyur kota pemerintahan malam ini. Kota kelahiran seorang diktator muda yang mampu mengubah tatanan perang puluhan tahun antara Pemerintahan dan Maya, J. Alexander Jaehyun Aleron, sebelum akhirnya menjadi sang penguasa.

Kini, Jenderal tersebut baru saja sampai ketika malam telah menyelimuti kota Pemerintahan yang basah dan dingin.

Pria itu keluar dari mobil perang berwarna hitam, dengan membawa sebuah payung dan disambut segera oleh para anggota penting militer.

Kedatangannya kesini sesuai seperti apa yang dia sampaikan pagi tadi, ketika pembicaraan pentingnya dengan Jeno. Bahwa Jaehyun datang kemari untuk urusan gabungan akademi militer antara Maya dan Pemerintahan.

"Selamat datang, Jenderal." ucap seorang pria, tatapannya nampak penuh arti.

"Benar yang kalian sampaikan siang tadi?" tanya Jaehyun di derasnya hujan.

"Benar, Jenderal. Kami mengetahui salah satu penerus yang disembunyikan negara yang Anda tolak kerjasamanya kemarin, adalah cucu Junsu, Pimpinan Adidaya dahulu." katanya, membuat tatapan Jaehyun berubah dingin.

"Saya berterima kasih atas pesan Anda kemarin yang menolak kerjasama perdagangan itu, saya yakin ini salah satu rencana mereka untuk kembali merebut tanah ini." ucap sang Asisten yang kemarin mengantarkan surat tawaran negara yang mereka bicarakan.

"Usia anak itu tidak jauh beda dengan Pangeran Jeno, Jenderal. Negara itu sudah melakukan perluasan wilayah di beberapa tempat, saya khawatir sepuluh atau dua puluh tahun kedepan akan ada Adidaya kedua." katanya.

Jaehyun mengangguk paham. "Saya sudah menduga cepat atau lambat hal ini akan terjadi. Jeno masih sangat kecil, dan negara kita baru saja tumbuh sama seperti mereka, tapi secara internal kondisi negara kita lebih unggul."

Tidak lama seorang tentara pengantar surat datang, membawa sepucuk kertas dari Maya.

"Jenderal, surat dari Queen." ucapnya menyerahkan kertas tersebut.

Jaehyun mengeluarkan tangan dari jaket hitam miliknya untuk menerima surat itu, di hujan yang deras dan malam yang gelap, dia mulai membaca pesan yang ditulis Taeyong.

Jaehyun diam cukup lama, lalu menyimpan surat kembali ke dalam sakunya.

"Apa pesannya, Jenderal?"

Jenderal angkatan darat itu mengangkat wajahnya. "Queen hamil," suaranya rendah.

Sejenak dia berpikir ketika tatapan semua orang nampak serius. Sesuai dugaan mereka, keadaan negara masih sangat rapuh dan kabar ini cukup membuat mereka mesti waspada.

King JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang