Chapter 25.

15.5K 1.2K 24
                                    

"Jadi kau ingin ke pemukiman penduduk, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi kau ingin ke pemukiman penduduk, ya. Aku bisa--" Cameron yang belum menjelaskan kalimat nya sudah di tarik mundur dari sisi Akasia.

Hansel menautkan alis, kesal. Kembali mengambil tempat di sisi Akasia. Gadis itu tampak berjalan dengan langkah santai, mengabaikan perdebatan Cameron dan Hansel.

Sedangkan Grey mendengus. "Hei, bocah. Tidak dengar ya, pergilah. Kami tidak membutuhkan mu."

Cameron menggeleng tegas. "Aku ingin ikut kalian. Kalian mempunyai Adik yang cantik."

"Hei, siapa yang kau maksud Adik kami?"

Cameron mendengus, "Tentu saja Nona cantik itu." Grey yang mendengarnya, menggeleng samar sebelum tertawa terbahak-bahak.

"Pastikan kau tidak mengatakannya di depan Pria itu." Ucap Grey memperingatkan Cameron.

Cameron mengangkat alis, "Memangnya kenapa?" Grey hanya mengangkat bahu untuk meresponnya.

Cameron kembali mencoba mendekati Akasia membuat Hansel semakin naik pitam. Ketika Pria itu berniat benar-benar akan membuang Cameron, Akasia panik mencegahnya.

Terus-menerus seperti itu sampai Grey menguap bosan.

Mereka terus berjalan sampai akhirnya rumah-rumah padat penduduk itu mulai perlahan-lahan terlihat dari kejauhan.

"Kita hampir sampai," Akasia tersenyum manis dengan mata yang melengkung turut tersenyum.

Cameron memerah dibuatnya, Ia memegang dadanya sendiri yang berdetak tak karuan. "Astaga, aku jatuh cinta.."

Hansel yang bisa mendengarnya menggeram kesal. "Pulanglah ke Rumah mu, bocah!"

Cameron menggeleng, menatap Hansel dengan tangan memohon. "Tidak mau. Tolong ajak aku bersama kalian, Calon Kakak Ipar."

"Aku bukan Kakak Ipar mu!" Hansel melotot kesal padanya.

"Sudah, Hansel." Akasia melerai, mulai dibuat jengah dengan perdebatan yang tidak ada habisnya itu.

"Tapi, dia--"

"Jadi kenapa kau ingin ikut kami? Tuan Muda Cameron." Tanya Akasia menatapnya dengan pandangan menyelidik.

Cameron menunduk gugup. "I-itu karena.." Ia memalingkan wajahnya yang sudah semerah kepiting rebus.

Akasia mengernyit, "Hei, kau baik-baik saja?" Tanya nya memastikan kalau Cameron tidak gila.

"Aku baik. Biarkan aku ikut, Nona. Aku bisa membantu kalian." Ucap Cameron memelas.

Akasia mengernyit. "Memangnya kau tahu apa tujuan kami?"

"Mencari orang-orang yang terkena wabah dan mengumpulkannya." Ucap Cameron lugas.

"Eh, kau tahu dari mana?"

Become An Antagonist (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang