SWEET REVENGE III

19.6K 515 341
                                        

Selamat Membaca ♡

Saya mau ingatin kalau cerita-cerita di sini bermuatan dewasa dan bertema romansa gelap. Biarlah saja covernya yang berwarna cerah.

Buat kalian yang rajin vote dan komen 🫰🏻

• • • • • • •

"Uhm, tangannya, Kak." Yumna yang duduk di atas pangkuan Aziel, menerima cumbuan laki-laki itu di tengkuk lehernya, menahan tangan besar itu yang hendak menyelusup masuk ke dalam seragamnya.

Tangan Aziel lantas berpindah melingkari pinggang Yumna, erat, sembari membenamkan wajahnya di ceruk leher gadis itu. Menghirup rakus aroma tubuhnya yang sudah menjadi candunya.

"Aku bawain bekal buat Kak El," kata Yumna, sedikit kesusahan mengeluarkan kotak bekalnya dari lunch bag karena pelukan Aziel yang tak ingin lepas barang sebentar saja. "Kak El..." Nadanya terdengar memeringati kala Aziel hendak mencium pipinya.

"Hm." Aziel hanya berdehem, beralih menduselkan wajahnya di ceruk leher gadis itu.

"Bekal yang dibuat penuh effort buat Kak El." Yumna tersenyum manis sembari menunjukkan bekal berisi nasi putih hangat dengan hiasan lucu di atasnya, tumis kentang tahu saos barbeque dan sosis gulung kwetiau untuk Aziel. Mereka sedang berduaan di atas rooftop.

Mulut Aziel sedikit membulat, bergumam wow, melihat menu bekal yang menggugah selera itu. "Makasih, cantik." Bibirnya tersenyum, mengecup singkat sudut bibir Yumna. Setelah kejadian dirinya mencium Yumna di ruang musik beberapa hari yang lalu, Aziel sudah tak bisa lagi menutupi keinginannya untuk memiliki gadis itu, terang-terangan menunjukkan rasa sukanya di hadapan Yumna. Namun, menyembunyikan hubungan mereka dari orang-orang, khususnya Delia.

Dirinya sudah terlanjur menjadi bajingan, jadi biarlah ia menanggung konsekuensinya nanti. Terpenting sekarang ini ia bisa bebas mengekspresikan perasaannya pada Yumna.

"Ini minumnya." Yumna menaruh tumbler minumnya dan dua kotak susu cokelat di atas meja yang berada di dekatnya.

Aziel tak henti-hentinya tersenyum, perasaannya terasa hangat. Perhatian yang diberikan Yumna begitu memanjakannya. Beda sekali di saat bersama Delia. Tak bermaksud membandingkan, tapi selama berpacaran dengan Delia, tak pernah sekalipun dirinya dibuatkan bekal oleh gadis itu, apalagi mengingat kalau Delia tak pandai memasak. Bersama Yumna, ia merasa lebih berwarna, penuh semangat dan perhatian Yumna cukup mengingatkannya pada mendiang Ibunya.

"Kamu duduk di sini aja." Aziel menahan pinggang Yumna agar gadis itu tetap duduk di atas pangkuannya. "Tapi ngadepnya ke aku," ujarnya lagi, dituruti saja oleh Yumna yang kini sudah berhadapan dengan Aziel. Satu hal lagi, bahwa hanya bersama Yumna, ia menggunakan panggilan aku-kamu.

"Apa enggak susah makannya kalau aku duduk di sini?" tanya Yumna. Ternyata laki-laki ini seperti lintah yang selalu menempelinya, tak bisa lepas barang sebentar saja.

Aziel menggeleng. "Nggak, sayang, malah aku lebih nyaman gini," ujarnya dengan sentuhan nada nakal. "Bekalnya udah boleh aku makan?"

"Udah boleh dong," balas Yumna, mengulurkan tangannya mengusap rambut Aziel, semakin membuat laki-laki itu jatuh dalam pesonanya. Beberapa hari menjadi kekasih gelap laki-laki itu, Yumna jadi tahu kalau Aziel sangat suka diperlakukan manis dan dimanjakan. Mengingat bahwa Aziel telah kehilangan Ibunya, sehingga kasih sayang yang pernah ia dapatkan dulu ikut lenyap bersama kepergian sang Ibu. Tapi sekarang kasih sayang itu kembali muncul saat dirinya bersama Yumna.

One Shoot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang