INI NOVEL ADULT ROMANCE 21+, JANGAN ASAL BACA BAGI KALIAN YANG BELUM CUKUP UMUR.
••••
"Mau nikah dulu, atau kawin dulu? saya bisa semuanya? Pilih saja Nadi."
••••
Nadine Savaira (24 tahun) memutuskan kabur sejauh-jauhnya setelah membatalkan pertunan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••••
Satu kata yang mendeskripsikan tentang Bara, lelaki itu tidak pernah mendengarkan kata-kata Nadi. Padahal Nadi sudah dengan jelas mengatakan bahwa Bara hanya bisa menyentuhnya tiga kali sehari, dan lelaki itu juga sudah menggunakannya di beberapa hari yang lalu, tapi tadi subuh, lelaki itu malah datang dengan gayanya dan meminta tidur bersama lagi, karena jika tidak lelaki itu bakal mengganggu Nadi selama di puskesmas.
Bara itu horor sekali, lelaki ini maniac, bahkan tubuh Nadi rasanya panas sekarang, dadanya sakit ketika bersentuhan dengan bra, Bara seperti anak kecil.
Dada Nadi sakit sekali, Bara sangat menyebalkan, yang bagian bawahnya juga sakit, karena Bara melakukannya dengan kasar, meskipun begitu anehnya tadi Nadi suka.
Ya tuhan kenapa Nadi mulai ikut ikutan Bara, suka hal seperti itu. Nadi memang suka tapi jika mengikuti hasrat itu bisa bisa Nadi ambruk.
Seperti sekarang berjalan kearah kantin saja lelahnya minta ampun. Nadi tidak sarapan karena benar-benar mereka bercinta sampai hampir setengah tujuh pagi, lalu saat melihat jam barulah mereka buru-buru mandi.
"Nad, kok kamu capek banget sih kelihatannya?" tanya Cici yang berada di sampingnya.
"Iya Nad tidak biasanya."
"Selalu tau Ci, kayak semalaman habis bercinta aja" kata Aina, Nadi menghela napasnya berat. Karena memang Aina sudah menikah diantara mereka.
"Tadi malam aku ketindihan." kata Nadi tiba-tiba, ia ketindihan laki laki yang tidak menyadari bahwa tubuhnya besar dan berat.
"Ihh serius Nad?" tanya Cici kaget.
"Kalau mau tidur itu prepare dulu, baca tri kul ayat kursi dan Al Baqarah 285-286. Ampun Nad, dicoba saja." kata Aina.
"Iya." kata Nadi, kedua temannya ini tidak ada yang tahu kalau Nadi itu alumni terbaik pesantren Al Khaf di Jakarta.
Tapi malam pertama mereka, Nadi baru ingat mereka tidak melakukannya dengan sholat, astaghfirullah.
Tapi mengingat Bara juga mustahil akan melakukannya. Hal yang Nadin tidak expect tentang Bara adalah lelaki itu menghapal jus 30. Itu saja, selebihnya dia masih menghapal.
Lalu langkah Nadi terhenti ketika melihat Bara yang juga ada di Kantin, lelaki itu bersama dokter paling senior di puskesmas itu.
Bara yang terlihat seperti anak anak slengean yang harus nurut didepan orang tua itu.