8. HARQEEL

10.1K 553 31
                                        

BAB 8 – PERMAINAN YANG NOEL MULAIKAN

Aqeela duduk di kamarnya, menatap layar laptop dengan ekspresi frustrasi. Sudah berjam-jam dia mencari informasi tentang Raditya Aditama, tapi hasilnya nihil. Seakan nama itu cuma bayangan yang muncul sesaat dan menghilang tanpa jejak.

Harry bilang ini bisa jadi identitas palsu. Tapi kalau gitu, siapa orang di balik nama itu? Dan kenapa dia sampai berusaha ngehack sistem Harry?

Di sisi lain, Noel duduk di kamarnya, memainkan ponselnya dengan ekspresi datar. Di layar, ada banyak data tentang Aqeela—jadwal kelasnya, kebiasaannya, bahkan percakapannya dengan Harry.

Noel nggak butuh sistem canggih untuk tahu semua tentang Aqeela. Dia sudah mempelajari cewek itu selama bertahun-tahun. Setiap kebiasaannya, setiap ekspresinya, setiap hal yang dia suka atau nggak suka.

Aqeela miliknya.

Selalu begitu sejak awal.

Dan dia nggak akan membiarkan siapapun mengganggu itu.

KEESOKAN HARINYA

Aqeela menemui Harry di perpustakaan Sekolah. Mereka duduk di sudut yang sepi, jauh dari perhatian orang lain.

“Gue nggak nemu apapun,” keluh Aqeela sambil menyandarkan kepalanya di meja.

Harry mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja. “Gue juga masih mentok. Tapi ada satu hal yang bikin gue curiga.”

Aqeela menatapnya. “Apa?”

“Setiap kali gue nyoba ngelacak Raditya Aditama, jejaknya selalu balik ke satu lokasi yang sama.”

Aqeela menahan napas. “Di mana?”

Harry berdeham, lalu berbisik pelan. “Asrama.”

Aqeela membelalakkan mata. “Lo bercanda, kan?”

Harry menggeleng. “Gue nggak akan ngebohongin lo soal ini.”

Jantung Aqeela berdetak lebih cepat. Kalau benar Raditya Aditama ada di asramanya, berarti dia jauh lebih dekat dari yang dia kira.

Dan kalau dia memang seseorang yang bisa ngehack sistem Harry, artinya dia bukan orang biasa.

“Gue harus cari tahu,” gumam Aqeela.

Harry menatapnya serius. “Lo yakin? Ini bisa bahaya.”

Aqeela mengangguk. “Gue nggak bisa diem aja.”

DI TEMPAT LAIN

Noel duduk di kantin, menatap Aqeela dari kejauhan. Dia bisa menebak kalau cewek itu mulai curiga.

Tapi itu nggak masalah.

Karena pada akhirnya, Aqeela akan kembali padanya.

Seperti selalu.

Dan kalau ada yang berusaha menarik Aqeela darinya?

Noel nggak akan tinggal diam.

-----

Noel menatap layar laptopnya dengan ekspresi tenang. Tangannya bergerak lincah di atas keyboard, melacak setiap gerakan Aqeela di dunia digital. Semua akun media sosialnya, semua pesan yang dia kirim, bahkan jejak pencariannya di internet—Noel tahu semuanya.

Aqeela mungkin nggak sadar, tapi dia selalu ada dalam pengawasan Noel.

Selalu.

Bukan karena dia ingin mengendalikan Aqeela.

Tapi karena dia nggak bisa membiarkan siapapun mengambil Aqeela darinya.

Dan sekarang, ada seseorang yang mencoba masuk ke dalam dunianya.

Harry.

Noel tahu Harry itu bukan orang biasa. Dia bukan sekadar mahasiswa biasa yang jago komputer. Harry punya sesuatu yang nggak dimiliki hacker lain—kesabaran dan keahlian yang gila.

Tapi Noel yakin dia bisa menang.

Atau setidaknya, itu yang dia pikirkan.

DI TEMPAT LAIN

Harry tersenyum kecil saat melihat kode yang berjalan di layar laptopnya.

Noel lagi-lagi mencoba masuk ke sistemnya.

Lucu.

Noel pikir dia bisa mengalahkan Harry?

Dia salah besar.

Harry sudah lama tahu siapa Noel sebenarnya. Dia tahu kalau Noel bukan hacker sembarangan. Dia tahu kalau Noel lebih dari sekadar sahabat Aqeela yang selalu ada di sampingnya.

Tapi Harry sengaja diam.

Karena permainan ini baru saja dimulai.

Dan kalau Noel pikir dia bisa mengendalikan Aqeela tanpa ada yang menghentikannya…

Maka Harry akan membuktikan kalau dia tiga kali lebih berbahaya.

----

Aqeela duduk di kamarnya, masih mencoba mencari tahu siapa Raditya Aditama. Tapi semakin dia mencari, semakin banyak hal yang terasa nggak masuk akal.

Dia merasa seperti sedang berada di dalam labirin tanpa jalan keluar.

Tapi satu hal yang dia sadari—ada seseorang yang selalu muncul setiap kali dia berusaha mencari tahu.

Noel.

Kenapa Noel selalu ada di saat yang tepat?

Dan kenapa setiap kali dia mencoba mencari tahu lebih dalam, selalu ada sesuatu yang menghalangi?

Aqeela menggigit bibirnya.

Dia harus menemukan jawabannya.

Sebelum semuanya terlambat.

HARQEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang