Akasia Fumiko, Aktris yang membintangi Film The Miracle Of A Saintess sebagai Karakter Antagonis, Akasia Rosalie Amber. Putri Raja yang tidak diinginkan Rakyatnya dan bahkan Ayahnya sendiri.
Kesialan menimpanya ketika tahu Ia tidak hanya sekedar mem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gelapnya malam menyambutnya begitu keluar dari area lingkup Istana yang luas, terasa sunyi dan mencekam begitu angin dingin bertiup.
Benjamin menghela nafas, karena Rumahnya tidak terlalu jauh dari Istana tiap Malam dirinya memilih berjalan kaki saja dan menolak tawaran Ian untuk pulang dengan Kereta Kuda Istana.
Menurutnya berjalan kaki di malam hari jauh lebih baik, apalagi di musim semi seperti ini.
Ctak.
Dalam sekejap mata Benjamin yang awalnya berjalan dengan langkah normal itu mendadak mematung, pandangannya tampak kosong tanpa berkedip sekali pun.
Sebuah langkah kaki mendekat, memunculkan sosoknya dari dalam kegelapan malam yang menyerupai sosok Pria jangkung bersurai hitam.
Iris abu-abu nya melirik malas Pria yang merupakan Dokter Istana itu. Grey mendengus, Ia sudah seperti orang yang tidak memiliki pekerjaan karena menguntit Dokter Istana bertubuh kurus pendek itu hampir setiap malam.
"Bagaimana keadaan Tuan Putri saat ini?" Tanya Grey pada Benjamin Benedict, Dokter Istana yang secara khusus merawat kesembuhan Akasia.
Benjamin yang sudah di beri sihir pengendali pikiran oleh Grey, dengan lancar mengucapkan apa yang di tanyakan Pria itu. "Tuan Putri, masih belum sadar dari tidurnya. Traumatis yang pernah dia alami sebelumnya telah membuat Tuan Putri terjebak dalam ingatan kelam nya."
Mendengar itu, Grey sempat terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menguap kecil. "Dugaan ku benar, aku harus segera memberi tahu si Tua itu."
Grey berbalik berputar arah, menjentikkan jarinya sekilas membuat Benjamin kembali sadar di tempatnya.
Pria itu tampak kebingungan mendapati dirinya masih berada di sekitar gerbang Istana padahal dalam ingatan nya Ia sudah sampai di Rumahnya.
Dengan masih kebingungan Benjamin kembali melangkahkan kakinya menuju arah jalan pulang.
Hampir setiap malam Ia mengalami kejadian aneh ini, Benjamin berusaha berpikir logis jika Ia mungkin saja sedang merasa kelelahan mengingat jadwalnya yang lumayan padat.
Sedangkan sang Pelaku, melenggang dengan santai melewatinya sebelum akhirnya menghilang dalam gelapnya malam.
Setelah sampai di tempat tujuannya, sebuah Kastil tua yang berdiri di tengah-tengah Hutan. Grey menyenderkan tubuhnya di dinding Kastil, melirik Pria bersurai perak yang berdiri menghadap jendela Kastil.
Grey menghela nafas, memutar bola matanya malas mendapati Hansel lagi-lagi dibuat galau oleh Manusia sejenis Wanita dan bisa-bisanya orangnya selalu sama.
Sialnya percintaan Pria itu selalu saja melibatkannya, entah dulu atau sekarang. Seperti sekarang ini, Grey terpaksa menguntit Dokter Istana itu hampir tiap malam untuk mengetahui kabar tentang Akasia.