7. HARQEEL

11.8K 617 10
                                        

BAB 7 – JEJAK YANG MENYESATKAN

Aqeela masih menatap layar komputer Harry dengan ekspresi sulit dipercaya. Nama yang muncul di sana terasa asing baginya.

Raditya Aditama.

“Siapa dia?” tanya Aqeela akhirnya.

Harry menatap layar dengan ekspresi waspada. “Gue nggak tahu secara pasti. Nama ini nggak pernah muncul sebelumnya di sistem gue.”

Aqeela berpikir keras. Raditya Aditama. Nama itu terdengar familiar, tapi dia nggak ingat pernah bertemu orang dengan nama itu di Asrama 9 Ilmu.

“Bisa jadi fake identity?” tebak Aqeela.

Harry mengangguk pelan. “Kemungkinan besar. Tapi yang jelas, orang ini tahu sesuatu. Dan dia nyoba ngehack sistem gue.”

Aqeela menghembuskan napas panjang. “Gue nggak suka ini.”

Harry mengamati layar sejenak, lalu beralih ke Aqeela. “Lo bisa bantu gue?”

Aqeela menatapnya, sedikit terkejut. “Bantu apa?”

Harry menghela napas, jelas enggan berbagi, tapi dia juga tahu ini sudah terlanjur melibatkan Aqeela. “Gue butuh seseorang buat ngecek di lapangan. Gue nggak bisa terlalu mencolok, tapi lo bisa cari tahu lebih banyak soal siapa yang pake nama ini.”

Aqeela mengangkat alis. “Gue jadi mata-mata lo sekarang?”

Harry menatapnya datar. “Gue nggak maksa.”

Aqeela terdiam sejenak. Di satu sisi, ini bukan urusannya. Dia bisa mundur sekarang dan kembali ke hidup normalnya. Tapi di sisi lain… sesuatu dalam dirinya ingin tahu lebih jauh.

“Fine,” katanya akhirnya. “Tapi kalau gue kena masalah, lo yang tanggung jawab.”

Harry tersenyum tipis. “Gue selalu tanggung jawab atas apa yang gue mulai.”

Aqeela menatapnya dalam, mencoba mencari kebohongan di sana. Tapi seperti biasa, Harry adalah tembok yang sulit ditembus.

KEESOKAN HARINYA

Aqeela memulai misinya.

Dia duduk di kantin Sekolah, memperhatikan sekitar dengan seksama. Nama Raditya Aditama nggak muncul di daftar siswa asrama, tapi itu nggak berarti dia nggak ada di sekitar sini.

Saat dia sedang berpikir keras, seseorang duduk di sampingnya dengan santai.

Noel.

Sahabatnya yang selalu ada di saat dia butuh seseorang untuk bicara.

“Lo kenapa, sih? Dari tadi diem aja,” kata Noel, menyandarkan punggung ke kursi.

Aqeela tersenyum kecil. “Nggak apa-apa. Lagi banyak pikiran aja.”

Noel menatapnya dengan ekspresi penuh perhatian. “Kalau ada masalah, cerita ke gue. Lo tahu kan, gue selalu ada buat lo?”

Aqeela mengangguk. “Iya, gue tahu.”

Tapi yang nggak dia tahu adalah Noel sedang menyembunyikan sesuatu.

Di ponselnya, ada sebuah program yang masih berjalan di latar belakang. Dan jika Aqeela melihat layar itu sekarang, dia akan menyadari sesuatu yang seharusnya nggak pernah dia duga:

Nama "Raditya Aditama" adalah milik seseorang yang jauh lebih dekat darinya.

Seseorang yang nggak akan pernah dia curigai.

Noel.

-----

Aqeela masih sibuk mencari informasi tentang Raditya Aditama. Tapi semakin banyak dia menggali, semakin besar kebuntuannya. Nama itu ada di sistem, tapi nggak ada jejak fisiknya di dunia nyata. Seolah-olah dia hantu yang muncul di layar komputer Harry dan menghilang begitu saja.

Sementara itu, Noel tetap seperti biasa. Selalu ada di samping Aqeela, menawarkan bahunya saat dia butuh tempat bersandar. Dia bahkan membantunya berpikir, seakan mendukung misinya menemukan sosok misterius itu.

Tapi ada yang aneh.

Setiap kali Aqeela menyebut nama itu, ada jeda sepersekian detik di wajah Noel. Seolah dia berpikir sebelum merespons. Tatapannya terlalu tenang, senyumnya terlalu mudah. Dan kalau Aqeela lebih jeli, dia akan sadar: Noel tahu lebih banyak daripada yang dia tunjukkan.

DI MALAM HARI

Harry mengetik cepat di laptopnya, berusaha melacak kembali jejak hacker yang masuk ke sistemnya kemarin. Raditya Aditama. Nama itu seperti teka-teki yang belum terpecahkan.

Tiba-tiba, layar berkedip. Sebuah pesan anonim masuk ke sistemnya.

"Berhenti mencari gue, atau lo nggak akan suka dengan apa yang bakal lo temuin."

Harry menyipitkan mata. Jarinya bergerak di atas keyboard, mencoba menelusuri pengirim pesan itu. Tapi semakin dia mencari, semakin samar jejaknya.

Dan di tempat lain, seseorang menutup laptopnya dengan tenang.

Noel.

Dengan tatapan dingin, dia menyandarkan tubuhnya ke kursi, menghela napas panjang.

"Aqeela... lo beneran nggak nyadar, ya?" gumamnya pelan, sambil menatap ponselnya yang masih menampilkan nama yang selama ini dia sembunyikan.

Raditya Aditama.

Diri lain yang seharusnya nggak pernah Aqeela temukan.

HARQEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang