1 : Common Abode

1.6K 72 15
                                        

Jangan lupa vote sebelum baca

Jangan lupa vote sebelum baca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

─── Common Abode ───

Bulan malam menyorot lembut melalui jendela ruang tamu, menciptakan bayangan samar di atas meja kayu mahoni. Aroma teh hijau yang baru saja diseduh memenuhi ruangan, memberikan suasana yang tenang dan hangat. Di dalam ruangan itu, dua keluarga tengah duduk berhadapan, membahas sesuatu yang telah mereka pikirkan matang-matang.

Sung Hanbin duduk di sofa dengan tangan terlipat di dada, sesekali melirik ke arah Zhang Hao yang duduk di sampingnya. Zhang Hao, yang sejak tadi diam, hanya menatap secangkir teh di tangannya dengan ekspresi tenang, meskipun ada sedikit ketegangan yang tersembunyi di matanya.

Ibu Hanbin adalah orang pertama yang berbicara. Suaranya lembut tetapi tegas, menatap kedua anak lelaki di hadapannya dengan penuh kasih.

“Kami sudah membicarakan ini cukup lama,” ucapnya. “Sekolah kalian cukup jauh dari rumah, dan kami menyadari bahwa perjalanan setiap hari cukup melelahkan. Kalian sering terlambat, dan kami tidak ingin itu berdampak buruk pada nilai kalian.”

Ayah Zhang Hao, yang duduk di sebelah istrinya, mengangguk setuju. “Kami berpikir, akan lebih baik jika kalian tinggal lebih dekat dengan sekolah. Maka dari itu, kami telah memutuskan untuk memberikan kalian sebuah rumah agar lebih nyaman dan tidak perlu terburu-buru setiap pagi.”

Hanbin yang sejak tadi mendengarkan dengan alis sedikit berkerut, akhirnya bersuara. “Jadi… maksudnya, aku dan Hao-ge akan tinggal berdua?”

Ibu Zhang Hao tersenyum kecil. “Ya. Rumahnya tidak besar, tetapi cukup untuk kalian berdua. Kami percaya bahwa kalian sudah cukup dewasa untuk hidup mandiri, dan ini juga bisa menjadi pengalaman yang baik sebelum kalian melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.”

Zhang Hao mengangkat pandangannya perlahan, matanya bertemu dengan mata ibunya. “Apakah… ini sudah keputusan final?” tanyanya, suaranya terdengar ragu.

Ayah Hanbin tertawa kecil. “Tentu saja. Kami tahu kalian berdua sudah terbiasa satu sama lain sejak kecil. Hanbin, kau selalu menghabiskan waktu di rumah Zhang Hao, dan sebaliknya. Kami yakin tidak akan ada masalah.”

Hanbin menoleh ke arah Zhang Hao, memberikan senyuman lebar. “Hei, ini kan bagus! Kita tidak perlu lagi bangun subuh dan berlari ke halte bus setiap pagi.”

Zhang Hao tersenyum tipis, tetapi di dalam hatinya, ia merasa campur aduk. Tinggal serumah dengan Hanbin—seseorang yang telah lama ia cintai secara diam-diam—bukanlah hal yang mudah. Setiap hari, ia harus menghadapi kehadiran Hanbin di ruang yang sama, berbagi kehidupan yang lebih dekat daripada sebelumnya. Saat pindah dari Tiongkok ke daerah ini dan juga bertemu dengan Hanbin hingga tumbuh bersama.

Your Void [ BinHao ] [END]Where stories live. Discover now