MI AMOR II

30.4K 499 26
                                        

Selamat Membaca♡

• • • • • • •

Kepulan asap rokok beterbangan di depan wajah tampan Kalix, masih terdapat sisa-sisa peluh di wajahnya itu akibat kegiatan panasnya bersama sang mantan yang baru saja berakhir. Lebih tepatnya terpaksa Kalix akhiri, karena Amora sudah tak sadarkan diri, berbaring pingsan di atas dada berkeringat Kalix. Sementara sang lelaki setengah menyender di headboard, menyesap rokok, tanpa ada perasaan bersalah di wajahnya setelah membuat perempuannya pingsan. Justru inilah yang ia inginkan. Suatu kesenangan tersendiri baginya.

Miliknya masih tenggelam di dalam liang basah Amora, belum ada niatan untuk mengeluarkannya. Kalix masih ingin merasakan basahnya milik Amora. Si perempuan yang tadi ia buat memohon-mohon dan menangis di atas ranjang akibat permainan buas Kalix.

Manik hitam Kalix menilik tanda merah di sekitaran dada Amora, lalu tatapannya turun mendapati warna merah keunguan di perut, paha dan di bibir kewanitaan Amora yang memerah bengkak. Seringai puas muncul begitu saja, Kalix selalu menyukai pemandangan ini.

Diraihnya ponsel miliknya di atas nakas samping ranjang. Dengan rokok yang terapit di bibirnya, tangan Kalix bergerak menghentikan rekaman videonya, yang sedari tadi merekam semua kegiatan panas mereka. Ia alihkan video ke foto, mengambil beberapa foto wajah cantik Amora yang berantakan, buah dada Amora yang dihiasi jejak-jejak cumbuannya dan terakhir pada milik keduanya yang masih menyatu.

Ini sudah menjadi kebiasaannya sejak dulu, selalu mengabadikan momen percintaan mereka.

Belum puas dengan tindakan brengseknya itu, Kalix kembali merekam dengan jarak yang sangat dekat pada kemaluan mereka, menggerakkan lagi miliknya di liang senggama Amora, keluar-masuk dengan ritme pelan sehingga rekamannya itu menyorot secara detail dan lebih terlihat panas. Ia pindahkan rokok di bibirnya ke kedua jarinya-- jari telunjuk dan jari tengah sebelah kanan-- mengapitnya. "So wet, mi amor." Kalix terkekeh serak, masih terus merekam. "Lo enak banget, sialan, Amora."

"Amora, Amora." Merasa gelombang kenikmatan itu datang, Kalix segera menarik keluar miliknya. Rekaman itu menyorot cairan kentalnya yang tumpah-ruah di atas liang basah Amora yang membengkak dan lecet dipenuhi cairannya, bekas gigitan dan kissmark. Lalu video tersebut beralih menyorot wajah Kalix yang memerah berkeringat, dengan rambut acak-acakan basah, bibir yang juga bengkak sama seperti Amora dan tatapan sayu nakalnya. "I fucked my ex so hard she passed out." Kalix terkekeh lagi, serak, mengejek, sembari membawa rekamannya untuk menyoroti wajah Amora juga. "Poor Amora."

"Mi amor." Kalix mengecup bibir merona Amora. "Lo semakin cantik kalo berantakan gini karena gue."

"Uhm, i love you." Dikecupnya bibir itu berkali-kali sembari mengucapkan kata cinta, "I love you." Kalix gemas sekali. Kemudian ciumannya pindah ke seluruh wajah Amora. "I love you." Rekaman pun berakhir. Kalix menaruh ponsel itu di sampingnya. Tangannya bergerak meraih selimut, menariknya naik menutupi tubuh telanjang Amora sebatas dada.

Sembari menyesap rokok, ia pandangi lembut wajah Amora. "Cantik sekali," pujinya selepas mengepulkan asapnya.

Dia tahu dirinya ini bajingan, tapi bukankah setiap bajingan juga berhak mencintai seseorang? Dan seperti inilah cara Kalix Mohrean mencintai Amora Berliana. Cinta yang gelap dan menggairahkan.

• • • • • • •

Kalix sialan. Entah berapa lama Amora pingsan dibuatnya. Perempuan itu kesal sekali harus selalu jatuh dalam pesona brengsek Kalix. Dibuat menangis, memohon hingga tak sadarkan diri. Sungguh brutal sekali permainan Kalix di atas ranjang, walaupun setelah itu Kalix akan mengobati miliknya yang dibuat lecet. Merawatnya dengan baik hingga pulih, lalu setelah itu digempur lagi. Selalu seperti itu sedari dulu. Fuck you, Kalix hyper Mohrean.

One Shoot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang