3. HARQEEL

14K 668 0
                                        

BAB 3 — kode kode tersembunyi

Aqeela nggak bisa mengabaikan rasa penasaran yang makin mengganggu pikirannya. Kalau Harry bisa punya laptop di Asrama 9 Ilmu, berarti dia punya akses ke sesuatu yang nggak dimiliki siswa lain. Tapi gimana caranya?

Malam itu, setelah pulang dari sekolah, Aqeela berjalan melewati lorong panjang yang menghubungkan aula utama ke asrama. Langit di luar sudah gelap, hanya ada lampu-lampu kecil yang menerangi area sekitar. Di depan, beberapa siswa duduk di taman kecil, ngobrol pelan sebelum waktu wajib masuk kamar diberlakukan.

Aqeela melirik jam dinding besar di tengah aula. 21:30. Lima belas menit lagi semua siswa harus ada di kamar masing-masing.

Tapi ada satu hal yang menarik perhatiannya.

Harry.

Cowok itu berdiri agak jauh di dekat tangga menuju lantai atas, dengan ekspresi setenang biasanya. Tapi Aqeela menangkap sesuatu yang aneh—Harry nggak kelihatan seperti orang yang cuma berdiri santai. Matanya sesekali melirik ke sekeliling, seperti memastikan nggak ada yang memperhatikan.

Dan sebelum Aqeela bisa lebih lama mengamatinya, Harry bergerak.

Dia naik ke lantai dua, melewati lorong yang menuju area asrama cowok. Tapi bukannya masuk ke kamarnya, dia belok ke arah lain—ke bagian belakang asrama.

Aqeela menyipitkan mata.

Jelas ada sesuatu di sana.

Tanpa pikir panjang, dia mengikutinya.

Langkahnya pelan, memastikan kakinya nggak mengeluarkan suara di lantai kayu. Semakin jauh mereka berjalan, semakin sepi area itu. Bagian belakang asrama memang jarang dilewati siswa, karena sebagian besar ruangannya digunakan sebagai gudang penyimpanan barang-barang lama.

Tapi Harry terus maju, sampai akhirnya dia berhenti di depan sebuah pintu kecil di ujung lorong.

Aqeela menahan napas saat melihatnya mengambil sesuatu dari sakunya—sebuah kartu akses.

Matanya membelalak.

Sejak kapan siswa Asrama 9 Ilmu bisa punya kartu akses sendiri?

Harry menggesekkan kartu itu di sensor kecil di samping pintu, dan dalam hitungan detik, pintu terbuka dengan suara klik pelan.

Aqeela merapat ke dinding, mengintip dari kejauhan. Dia hanya bisa melihat sekilas, tapi itu cukup untuk bikin jantungnya berdetak lebih cepat.

Ruangan itu bukan sekadar gudang.

Di dalamnya, ada meja dengan beberapa layar komputer menyala, kabel-kabel berserakan, dan… sesuatu yang terlihat seperti server kecil.

Sial. Ini bukan sekadar ‘akses teknologi’.

Harry punya markas rahasia.

HARQEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang