1. HARQEEL

38.8K 1.2K 33
                                        

BAB 1 – KODE YANG SALAH TEMPAT

Aqeela nggak pernah benar-benar tertarik sama Harry. Cowok itu terlalu dingin, terlalu pendiam, dan terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Kalau bukan karena mereka satu circle di Asmara 9 Ilmu, mungkin Aqeela bahkan nggak akan pernah sadar kalau dia ada.

Bukan berarti mereka musuhan. Bukan juga berarti mereka dekat. Harry cuma… ya, Harry. Selalu ada, tapi nggak pernah terasa benar-benar ada.

Malam itu, anak-anak Asmara ngumpul di kafe langganan mereka. Ruangan dipenuhi suara obrolan, tawa, dan bunyi sendok yang beradu dengan cangkir kopi. Semua terlihat menikmati suasana—kecuali satu orang.

Harry duduk di pojok, menghadap laptopnya dengan ekspresi serius seperti biasa. Matanya terpaku pada layar, jari-jarinya mengetik cepat, seakan dunia di sekelilingnya nggak ada.

Aqeela menghela napas.

“Serius banget, Harry?” Dia menjatuhkan dirinya di kursi di depan cowok itu, menyesap frappuccino-nya tanpa diundang.

Harry nggak langsung menjawab. Dia hanya mengangkat alis sedikit sebelum kembali fokus ke layar.

Aqeela memutar bola matanya. “Lo ini manusia atau robot, sih?”

Harry tetap diam.

Aqeela mencondongkan tubuhnya, mencoba melirik layar laptop Harry. Tapi sebelum dia bisa melihat lebih jelas, cowok itu dengan cepat menekan sesuatu di keyboardnya. Layar yang tadi dipenuhi kode berubah jadi tampilan Google biasa.

Gerakannya terlalu cepat. Terlalu mencurigakan.

Aqeela menyipitkan mata. “Lo lagi ngapain?”

“Kerja,” jawab Harry singkat.

“Kerja apaan?”

“Bukan urusan lo.”

Aqeela mendengus. “Sombong amat.”

Dia bersandar ke kursinya, berpikir sejenak. Matanya masih terpaku pada laptop Harry. Dari sekilas yang dia lihat tadi, layar itu jelas menampilkan sesuatu yang bukan sekadar dokumen biasa. Itu kode. Banyak kode. Dan bukan kode asal-asalan—tapi sesuatu yang terlihat kompleks dan terstruktur.

Rasa penasaran mulai menjalar dalam diri Aqeela.

Apa yang sebenarnya dikerjakan cowok ini?

Karena satu hal yang dia tahu pasti: orang biasa nggak mungkin menulis kode seperti itu hanya untuk iseng.

-----

Aqeela nggak bisa mengabaikan perasaan aneh yang muncul sejak kejadian tadi malam. Kode yang dia lihat di layar Harry bukan sekadar barisan angka dan huruf biasa. Ada sesuatu yang lebih dari itu.

Dan dia benci kalau rasa penasarannya nggak terjawab.

Pagi ini, Aqeela duduk di pojok perpustakaan kampus, membuka laptopnya sambil mengetik beberapa kata kunci di Google. "Basic coding language," "how to read programming codes," "cybersecurity basics."

Sial. Semua ini terlalu teknis.

Dia menyandarkan kepalanya ke kursi, menghembuskan napas panjang.

“Apa lo lagi merencanakan sesuatu yang ilegal?”

Aqeela menoleh cepat. Harry berdiri di sampingnya dengan ekspresi datar, satu alisnya terangkat sedikit.

Aqeela melipat tangan di dada, pura-pura santai. “Ngapain lo di sini?”

Harry melirik layar laptopnya. “Harusnya gue yang nanya. Kenapa lo tiba-tiba tertarik sama coding?”

“Random curiosity,” jawab Aqeela ringan.

Harry mendecakkan lidah, jelas nggak percaya. Dia menarik kursi di depannya dan duduk tanpa diundang. “Lo ngeliat sesuatu yang nggak seharusnya, ya?”

Aqeela diam.

Harry menyandarkan punggungnya, menatap Aqeela dengan tatapan meneliti. “Gue tahu lo kepo, tapi percaya deh, ini bukan urusan yang bisa lo main-mainin.”

Aqeela menyipitkan mata. “Kalau memang bukan urusan gue, kenapa lo jadi defensif?”

Harry diam sejenak, sebelum akhirnya tersenyum tipis—senyum yang lebih terasa seperti peringatan daripada keramahan. “Karena lo nggak seharusnya tahu.”

Ada sesuatu dalam caranya bicara yang bikin Aqeela merinding.

Sejenak, mereka hanya saling menatap. Ada ketegangan di udara, sesuatu yang samar tapi nyata. Aqeela tahu ini lebih dari sekadar kebetulan.

Dan dia juga tahu satu hal lain: dia nggak akan berhenti sampai dia tahu apa yang sebenarnya disembunyikan Harry.

HARQEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang