22

16.5K 1.4K 84
                                        

Up lagi biar kalian gak lupa

🥀🥀🥀

Walter berjalan mendekat ke arah Gretta dengan jantung yang berdegup kencang. Ia sangat takut, tapi ini adalah bagian dari rencana.

"Saya harap anda tidak menyesalinya, Duchess."

Belum sempat Gretta menarik napas untuk menjawab, pedang Walter berhasil menggores lengannya dengan sangat cepat. Tidak dalam, tapi tetap saja membuatnya meringis.

"Sialan!" maki Gretta setelah berteriak kesakitan. Rasanya ia belum selesai untuk mengeluarkan sumpah serapah, tapi Walter telah menghilang entah kemana. Menyisakan dirinya dan Fleur yang kini bersandar di pohon sembari memejamkan matanya. Terlihat sangat lelah dengan drama murahan yang sialnya menghabiskan banyak uang untuk membayar prajurit bayaran.

"Gretta!" Suara teriakan Fredric mulai terdengar dengan jelas. Ia berlari dengan tubuh yang tidak terluka sedikit pun. Hanya saja, ada banyak darah yang melekat di pakaiannya.

Tolong ingatkan Gretta bahwa ini adalah akting. Ia tidak boleh tertawa dan bahkan tersenyum. Wajah Fredric yang kini tepat berada di hadapannya itu terlihat sangat khawatir. Lebih lucu dari dramanya saat piknik kemarin. Ini terlihat jauh lebih menghibur.

"Kau terluka," lirih Fredric yang kini sudah mengoyak bagian jubahnya yang tidak terkena darah. Melilitkannya pada luka di lengan Gretta dengan pelan. Ia bahkan beberapa kali memastikan Gretta tidak kesakitan karena kegiatannya itu.

"Kita akan mengobati lukamu di kereta," ujarnya yang diangguki oleh Gretta. Jangan tanya bagaimana ekspresi Gretta sekarang. Ia bahkan sudah seakan terkena penyerangan sungguhan.

"Kau baik-baik saja?" tanya Gretta yang kini mengusap pelan wajah Fredric. Menimbulkan sengatan aneh yang sialnya membuat kedua pipi Fredric merona. Sangat tidak tepat di situasi seperti ini, tapi bagaimanapun Fredric tidak bisa mengontrolnya.

"Jika seperti ini, saya bisa membayangkan wajah anak Duke dan Duchess."

Gretta mendelik tajam ke arah perusak suasana itu. Siapa lagi jika bukan Fleur yang berada di dekat mereka, tapi sejak tadi tidak dianggap. Ia seakan hanya rumput kaku di depan pohon.

"Di mana Walter?" tanya Fredric pada Fleur. Melupakan yang terjadi beberapa detik lalu. Lebih tepatnya, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Saya sudah mengurus semuanya, Duke," ujar Walter yang kini berjalan ke arah mereka dengan mayat seorang pria yang tidak tertutup pelindung wajah lagi.

Diam-diam, Gretta melemparkan senyum ke arah Walter. Kesatrianya itu sangat bisa diandalkan.

"Aku ingin kau mencari tahu tujuan mereka."

🥀🥀🥀

"Aduh! Bisa pelan-pelan tidak, sih?" protes Gretta yang kini sedang diobati oleh Fredric.

"Reaksimu terlalu berlebihan," ujar Fredric yang masih berkutat dengan luka Gretta. Ia terlihat sangat serius melakukannya.

"Apakah ini akan sembuh dengan cepat?"

Fredric berdeham sebagai jawaban.

"Tidak akan ada bekas luka, kan?"

Duchess of ValtorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang