CHAPTER BARU LAGI UNTUK MENEBUS KESALAHAN LAMA UP😚💋
🥀🥀🥀
Pagi hari sekali Gretta sudah sibuk dengan aktivitasnya, ia bergerak ke sana-kemari memastikan tidak ada yang terlewatkan. Bahkan, ia tidak memiliki waktu duduk sejenak untuk menghirup udara segar.
"Apakah semua pakaian sudah dimasukkan?" tanya Gretta pada Fleur yang langsung mendapat anggukan.
"Bagaimana dengan bahan pangan yang sudah ku catatkan?" kini Gretta beralih ke Walter yang tentu saja menjawab dengan cepat.
"Sama seperti biasanya, aku tidak ingin ada yang terlewatkan dan kurang, walau itu hanya sekecil apapun. Kalian mengerti?" peringatnya.
"Mengerti, Duchess!" semangat mereka.
Gretta tersenyum puas, lalu berjalan menuju kaca besar di kamarnya. Memastikan penampilannya tidak berlebihan, tapi tetap memperlihatkan bahwa dia adalah seorang Duchess yang dihormati.
🥀🥀🥀
"Berpergian seorang diri?" Fredric bertanya dengan sorot tajam yang menatap lurus ke netra biru milik Gretta.
"Tidak!" sanggah Gretta yang tidak setuju dengan pemikiran Fredric itu. Dia tidak bepergian sendirian.
Kedua sudut bibirnya tertarik membentuk lekungan sabit, "Ada prajurit terbaik dari Valtor yang ikut bersamaku," jawabnya tenang. Tidak terusik dengan ekspresi serius dari Fredric.
Fredric tidak tahu mengapa Gretta sangat berani. Dia bahkan takut membayangkan hal-hal yang bisa saja terjadi.
"Kau harus tahu bahwa di luar sana ada banyak yang mengincar nyawamu," jelas Fredric yang tahu dengan pasti bahwa ada banyak musuh yang mengincar titik lemahnya.
"Jika ada perampok, aku tinggal melemparkan semua emasku."
"Nyawamu lebih berharga dari emas itu, Gretta."
Tanpa Fredric ketahui, Gretta diam-diam tersenyum jahat. Ia bahkan berteriak senang di dalam hatinya. Jika bisa loncat, maka Gretta sudah meloncat dengan tinggi-tinggi merayakan perasaannya.
"Tidak perlu takut, Walter bisa melindungiku," ujar Gretta percaya diri.
"10 menit," ujar Fredric cepat sembari menutup buku dan merapikan semua barang yang tidak tertata rapi di mejanya.
"10 menit?" ulang Gretta tidak mengerti. Ia bahkan kini mengikuti langkah kaki Fredric yang terhenti di depan kamar.
"Aku rasa, kau tidak lupa di mana kamarmu?" bisik Fredric tepat di samping telinga Gretta. Tentu saja perbuatannya ini berhasil membuat Gretta bergidik ngeri.
"Maaf," cicitnya. Lalu, memuter tumitnya untuk kembali.
"Tunggu di kereta! Jangan pergi sebelum aku memberi izin!"
Gretta tidak bodoh. Dia tahu dengan jelas apa yang akan dilakukan oleh Fredric. Semua pemikiran Fredric bisa ia baca dengan jelas. Gretta pastikan, pria dengan ego tinggi itu akan bertekuk lutut dan mengutarakan perasaannya dengan lantang.
"Aku tidak sabar menunggunya," batinnya senang.
🥀🥀🥀

KAMU SEDANG MEMBACA
Duchess of Valtor
Historical FictionGretta Quinley harus menyandang gelar Duchess of Valtor atas paksaan kakaknya. Mengubur semua impiannya untuk menjadi Ratu di masa depan bersama sang kekasih, Putra Mahkota Kekaisaran Douglas. Gretta pikir menikah dengan Duke Fredric Caradoc of Val...