Griffin memandang langit-langit kamar. Yang pasti ini bukanlah kamarnya. Perutnya terasa seperti ditimpa sesuatu. Dan yahh... Mau dilihat berapa kalipun itu memanglah tangan ayahnya. Benar, ayahnya sedang memeluknya. M-e-m-e-l-u-k-n-y-a.
"Eummh."
Kalyan melenguh. Dibuka kedua matanya, ia menyipit dikarenakan sinar mentari pagi yang masuk melalui celah-celah jendela dimana gorden nya terbuka sedikit.
Ia ingin melanjutkan tidurnya. Berniat kembali memeluk guling yang senantiasa menemaninya, tetapi Kalyan dibuat terkejut melihat sosok anak pertamanya yang kini sedang menatapnya tanpa ekspresi.
Yang tadinya masih mengantuk, menjadi segar bugar. Efek tubuhnya yang terkejut membuatnya terduduk dan reflek mundur, membuat tubuhnya terasa ingin terjatuh mencium ubin lantai.
Srekgh brugh
"Aihh!" Dengan mata melotot, ditatapnya wajah Griffin yang tepat berada dibawahnya. Rambut poninya yang menjuntai kebawah seakan ingin menyentuh wajah itu. "K-kamu kok bisa disini?!"
Griffin menahan tubuh ayahnya itu. Dengan tangan kiri yang menyangga tubuhnya, dan tangan kanan yang memeluk pinggang Zeylan, tadi dengan cepatnya ia menarik lengan ayahnya agar tidak terjatuh kebawah. Membuat ayahnya itu kini tepat berada diatas tubuhnya.
Griffin terdiam menatap wajah bangun tidur pria itu. Terlihat sempurna dengan pahatan wajah yang mulus. Lidahnya tampak keluar ingin membasahi bibirnya yang kering ini. Ditatapnya mata ayahnya yang tampak melotot dengan bulu mata yang lentik. Terlihat begitu indah dan menawan. Menambah nilai ples tersendiri pada pria itu.
່
່
່
"Selamat pagi tuan. Apa-aa..." Bima terdiam melihat pemandangan didepannya. Jika orang lain yang tak mengetahui hubungan diantara kedua itu, mungkin akan berpikir dengan pikiran yang macam-macam. Bagaimana tidak, jika posisi kedua tuannya terlihat intim. Ia menundukkan matanya, menatap pada sepatu pantofel miliknya. "Maaf mengganggu. Saya akan kembali lagi untuk menyiapkan air hangat untuk anda mandi. Saya permisi, tuan."່
່
່Griffin mendorong ayahnya perlahan kesamping. Ia beranjak turun dan lekas pergi. Meninggalkan tanda tanya yang besar pada pemikiran Kalyan. Bertanya-tanya kenapa bisa anak pertamanya itu berada disini. Dan mungkin... Tidur bersamanya juga?
•—•
"Tuan, saya diminta oleh nyonya Rosetta untuk memberitahukannya kepada anda, bahwa beliau menyuruh tuan untuk menjemput tuan Vinscho dibandara siang nanti. Katanya nyonya Rosetta sudah menghubungi tuan, tetapi tuan tidak membalasnya juga sedari semalam." Sampaikannya pada Kalyan."Vinscho?"
"Apa tuan lupa pada kakak anda sendiri?"
Kalyan menggeleng. Ia membuka lembaran baru pada buku yang dibacanya. "Ya sedikit. Hahaha mungkin karena... Karena aku sudah lama tidak bertemu dengannya." Alasan.
Bima mengangguk mengerti. Diletakkannya secangkir teh yang tadi diaduknya pada sebuah meja kecil. Ia pun pamit undur diri. Meninggalkan Kalyan seorang diri pada taman dibelakang rumah ini.
Ting
Kalyan melirik handphonenya. Ia menutup buku yang sedang dibacanya, diletakkannya disamping. Mengambil handphone yang berada tepat disamping cangkir yang diletak oleh Bima.
Kak V :
Jangan lupa jmpt, I will wait for you little brother.—a y a h—

KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah?
FantasyMenjadi seorang ayah? Tiba-tiba banget nih? Cover by pinterest. + ke perpustakaan Jangan lupa ☆ and 💬