Chapter 24

8.2K 522 64
                                        

                _________________________
                    Selamat membaca🌷
                _________________________

4:00 pagi

Bagas pulang ke rumah, ai menggedor pintu rumah dengan keras, Abian yang sedang tidur pun buru-buru bangkit mendengar suara gedoran pintu .

ceklek

Pintu terbuka,Bagas berjalan sedikit sempoyongan sampai ia menabrak dinding .

"Yaampun mas? Kamu gapapa?" Tanya Abian .

Bagas tidak menjawabnya,ia berjalan menuju tangga dengan memegangi kepalanya,Abian yang melihat itu berusaha memapah Bagas tapi tangannya sudah lebih dulu di tepis oleh Bagas .

"Jangan sentuh saya, saya ga suka di sentuh sama orang tukang selingkuh kaya kamu"

Setelah mengatakan itu Bagas kembali melanjutkan jalannya menuju kamar.

Sementara Abian hanya bisa menatap Bagas sendu.

"Sampai kapan kamu kaya gini mas? Padahal aku udah seneng banget kamu sedikit berubah tapi kenapa kamu kaya gini lagi sama aku hiks, bahkan kamu ga percaya sama aku"

Abian menghapus air matanya, ia lelah menangis,ia tidak mau mengangis lagi hari ini .

Abian berjalan menuju dapur, ia membuatkan teh lemon untuk Bagas,setelah siap ia membawanya ke kamar Bagas .

Abian membuka pintu kamar, dan di atas ranjang Bagas terbaring masih dengan memakai sepatunya .

Abian meletakkan teh di atas nakas lalu menghampiri Bagas dan membuka sepatu Bagas lalu menyelimuti Bagas.

"Aku ga minta lebih mas, aku cuma minta kamu percaya sama aku,percaya bahwa aku ga seperti itu,percaya bahwa aku hamil anak kamu mas hiks"

Abian pergi pergi dari kamar Bagas,tak lupa ia menutup kembali pintu kamar .

Bagas membuka matanya, ia termenung mendengar ucapan Abian.

"Apa mungkin bener dia hamil anak ku?apa mungkin beberapa hari ini aku mual-mual karna Abian sedang mengandung?"

"Tapi kenapa Abian, di saat saya mulai menerima kamu kenapa kamu malah bermain dengan pria lain di belakang saya"

Bagas mengambil teh yang Abian buatkan, ia meminum teh itu tapi baru satu tegukan Bagas langsung membekap mulutnya berlari ke kamar mandi untuk muntah .

Abian kembali ke kamar Bagas, mendengar suara muntahan dari kamar mandi, Abian langsung menghampiri Bagas di sana .

"Mas ayo aku bantu" ucap Abian pada Bagas yang sudah lemas hampir saya ia terhuyung jika Abian tidak menahannya .

Abian memapah Bagas ke ranjang, membantu Bagas berbaring lalu menyelimutinya .

"Aku panggil dokter dulu ya mas"

Bagas tidak menjawab, sungguh ia tidak ada tenaga,pusing, lemas dan perutnya serasa di kocok.

Setelah menelpon dokter, Abian kembali ke kamar Bagas, ia duduk di samping Bagas kemudian memijit kepala Bagas .

"Sabar ya mas, bentar lagi dokternya sampai"

"Kamu yang hamil kenapa harus saya yang mual setiap pagi hah"

"Karna kamu ayahnya mas,dan mungkin kamu sayang banget sama dia mas"

"Saya ga sayang sama dia,masih di dalam kandungan saja dia sudah menyusahkan saya apalagi nanti sudah besar"

"Ga boleh ngomong gitu mas ga baik, nanti dia denger pasti sakit hati"

"Di dalam perut mana bisa dia dengar"

I want to be lovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang