Chapter 17.

25.2K 2.2K 38
                                    

🍃"You love me very much, huh? Even when you left me, you gave me something very special

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍃"You love me very much, huh? Even when you left me, you gave me something very special."🍃




Hilir angin kencang datang bertiup, daun yang lepas dari tangkainya jatuh terbawa terpaan angin. Terombang-ambing hingga akhirnya jatuh di atas sebuah gundukan tanah yang ditumbuhi rerumputan hijau itu.

Sepasang kaki berbalut sepatu kulit itu berdiri tepat di hadapan gundukan tanah itu, Emerald nya mengamati dengan sorot mata yang meredup.

Memejamkan mata sesaat sebelum akhirnya menengadah, rerimbunan dedaunan Pohon Elm itu seketika menyambutnya.

Pohon itu tumbuh dengan baik. Teduhnya melindungi dari teriknya sinar matahari, Wanita itu selalu menyukai tempat ini. Sekarang Ia mengerti mengapa dia menyukainya.

Tatapannya kembali jatuh pada gundukan tanah itu, keningnya mengernyit samar saat menemukan seikat bunga Krisan putih itu tiba-tiba muncul dan ditempatkan di sisi batu nisan.

Menoleh pada tempat di sebelahnya, maniknya menemukan Gadis kecil dengan dress biru cerah itu tengah menundukkan wajah.

"Akasia?" Lirihnya sedikit terkejut, mendapati Gadis berambut sama dengannya itu ada di sini.

Gadis itu mengangkat wajah, mata bulat jernih itu kini menatapnya. "Papa, apakah Queen Hestia Helena itu Istrimu?"

Pupil matanya melebar sesaat mendapati pertanyaan itu dari Akasia, namun tak ayal Ia mengangguk untuk menjawab nya.

"Bolehkah aku memanggilnya, Mama?" Tatapan penuh harap itu membuat lidahnya menjadi kelu.

"Hm."

Akasia menghadap gundukan tanah itu. "Mama, terima kasih sudah melahirkan ku. Nanny mengatakan padaku kalau kau adalah Wanita yang sangat cantik dan penyayang. Nanny juga mengatakan kalau kau sangat mencintai ku dan Papa."

Mengembangkan senyum manis. "Aku juga mencintaimu, Mama." Akasia mengangkat wajah kembali untuk menatap Elliot yang sedari tadi hanya diam memperhatikan nya yang berbicara. "Apakah Papa menyayangi Mama juga?"

"Y-ya," Elliot memalingkan wajah, semilir angin yang meniup helaian rambut blonde nya membuat Pria itu teringat sesuatu. "Aku sangat mencintainya." Lirihnya.

Akasia dapat mendengar dengan jelas nada getir dalam rangkaian kalimat penuh makna itu.

"Papa." Genggaman dari tangan mungil itu membuat Elliot lantas menunduk, menatap Gadis mungil itu. "Maaf karena sudah mengambilnya darimu."

Elliot terkejut mendengar perkataan polos itu. "Apa maksudmu?"

Manik jernih itu berkaca-kaca. "Karena melahirkan ku, Mama pergi jauh darimu. Maaf, Papa.." Dengan deras aliran air mata itu keluar dari persembunyiannya.

Become An Antagonist (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang