Terima kasih, telah hadir
🥀🥀🥀
Hari ini suasana hati Gretta terlihat membaik, ia yang awalnya terlihat seperti mawar yang memasuki usia tua, kini seakan terkena sihir. Wajahnya tampak berseri dengan senyuman yang tak kunjung luntur. Fleur dan Walter yang sejak tadi setia berada di sisinya bahkan tidak henti bertukar pandang. Mereka berbicara melalui tatapan, seakan paham satu sama lain.
Tanda tanya semakin besar ketika Gretta melangkahkan kakinya ke dapur kerajaan, ia tampak menghampiri koki kediaman yang sedang menyiapkan makan siang.
"Makanan apa yang biasanya cocok untuk melakukan piknik?"
Joe, kepala koki yang diakui keahliannya, datang menghampiri Gretta setelah memberi salam secara serempak.
"Selamat pagi, Duchess. Saya memiliki banyak resep makanan terbaik untuk piknik di hari yang cerah seperti saat ini. Jika Duchess berkenan, saya akan menyiapkannya."
Gretta tampak melihat ke sekeliling dapur. Ia diam-diam merasa kagum dengan kebersihannya. Gretta juga tidak menyangka bahwa dapur kediaman Valtor sangat tertata rapi.
"Aku ingin melakukan piknik, bisakah kau membantuku menyiapkannya untuk sore nanti?"
"Sebuah kehormatan untuk saya, Duchess."
Setelah diperintahkan Gretta menyiapkan semua makanan yang diperlukan, Joe pamit undur diri. Berbeda dengan Gretta yang masih setia di tempatnya.
"Apakah Duke bisa memasak?" tidak tahu dilempar ke siapa pertanyaan tersebut, tapi semua pelayan menunduk. Takut harus menjawab.
"Ya, Duke bisa memasak." Walter menjawab dari arah belakang. Ia yang sejak tadi diam mengamati, kini bersuara.
"Kau pernah melihatnya?" tanya Gretta yang curiga Walter berbohong.
"Tentu saja, Duchess," jawab Walter yakin dan penuh percaya diri.
"Lalu, kapan?"
"Saat di perjalanan. Duke biasanya memasak hewan hasil buruan." Gretta tersenyum mendengarnya. Dia tidak tahu harus menanggapi seperti apa. Jawaban Walter menurutnya benar, tapi terasa tidak benar.
"Di mana aku bisa membuat teh earl grey?"
🥀🥀🥀
Sama seperti hari-hari biasanya, Scott akan duduk di tempat kerjanya sendiri yang berada di ruangan yang sama dengan Fredric. Tidak ada satupun kertas yang terlewatkan dari mata Scott. Ia mengerjakan semuanya dengan teliti dan cepat. Namun, diantara kesibukannya itu, Scott tetap mampu menyisakan beberapa detik berharganya untuk mencuri pandang ke arah meja Fredric.
Bukan bersikap terlalu ingin tahu, hanya saja Scott sering merasa khawatir dengan kondisi tuannya itu. Ia tidak pernah bisa membayangkan seberapa berat beban menjadi seorang Duke yang juga harus menjaga keamanan kekaisaran. Apalagi, Scott tahu dengan pasti bahwa kehidupan rumah tangga Fredric tidak benar-benar baik.
"Berhenti menatapku terus-menerus jika tidak ingin kukira kau menyukaiku." Suara berat penuh intimidasi terdengar dengan jelas. Menghentikan aktivitas curi-curi pandang yang dilakukan oleh Scott.

KAMU SEDANG MEMBACA
Duchess of Valtor
Historical FictionGretta Quinley harus menyandang gelar Duchess of Valtor atas paksaan kakaknya. Mengubur semua impiannya untuk menjadi Ratu di masa depan bersama sang kekasih, Putra Mahkota Kekaisaran Douglas. Gretta pikir menikah dengan Duke Fredric Caradoc of Val...