Typo bertebaran
•
•
•
Happy reading....
"MAMI!" teriak Kevan histeris saat wahana mulai bergerak.Selama beberapa menit, Kevan dan Arkan tak henti-hentinya berteriak ketakutan. Wahana yang mereka naiki melesat naik turun dengan cepat, membuat jantung mereka hampir copot di setiap gerakan tiba-tiba. Sialnya, dua orang itu memang takut ketinggian.
Begitu wahana berhenti, Kevan langsung turun dengan wajah pucat pasi.
"Huekk!" Ia memuntahkan isi perutnya di dekat tempat sampah. "Gila, ini namanya pembunuhan berencana!"
"Kasihan, nih minum." Jiandra menyodorkan botol minumnya. Kevan buru-buru mengambilnya dan meneguk beberapa kali.
Naufal melirik jam tangannya. "Sekarang kita mau main apa? Mumpung waktunya masih banyak."
"Rumah hantu gimana?" usul Juna tiba-tiba.
Kevan yang baru saja merasa lega langsung menoleh cepat. "Lo becanda? Baru aja kita hampir mati di wahana tadi, sekarang lo ngajakin ke rumah hantu?"
"Tapi seru, Kev!" Jiandra terkekeh. "Kapan lagi, mumpung kita di sini."
"Gue setuju sih," sahut Arkan, meskipun wajahnya masih sedikit pucat.
"Lagian, masa cowok-cowok segede kita takut sama rumah hantu?" goda Naufal.
Kevan mendengus pelan, lalu bangkit dengan berat hati. "Yaudah deh, tapi kalau gue pingsan, lo semua tanggung jawab!"
"Siap!" seru mereka bersamaan.
Mereka segera berjalan menuju rumah hantu yang berada di sisi lain taman hiburan. Dari luar, bangunan itu sudah terlihat menyeramkan. Gelap, dihiasi patung-patung menyeramkan di depannya, serta suara jeritan yang samar-samar terdengar dari dalam.
"Nih tempat sih udah nggak masuk akal," gumam Kevan, merinding sebelum masuk.
Seorang petugas di depan memberi mereka briefing singkat. "Di dalam, kalian harus jalan mengikuti jalur tanpa berbalik arah. Jangan lari, jangan pukul hantu, dan jangan keluar dari rute yang sudah ditentukan. Kalau ada yang merasa terlalu takut, angkat tangan dan panggil petugas, nanti kami bantu keluar."
"Oke, siap!" sahut Jiandra antusias.
Pintu besar rumah hantu pun terbuka perlahan, menyambut mereka dengan gelap dan hawa dingin yang menyelinap ke tulang. Satu per satu, mereka melangkah masuk.
Brak!
Suara pintu menutup di belakang mereka, dan seketika… kegelapan menyelimuti.
"Kita yakin masih mau lanjut?" bisik yuan, suaranya nyaris tak terdengar di antara desiran angin yang berhembus dari jendela pecah.
"Udah masuk, ya masuk sekalian lah," ujar naufal, berusaha terdengar santai, padahal tangannya mencengkeram lengan Juna erat.
Tiba-tiba…
BRAKK!!
Sebuah pintu di ujung lorong terbanting sendiri. Semua orang menoleh serentak. Wajah mereka langsung pucat.
Hihihihihi
"K-kalian denger itu kan?!" tanya Zidan dengan suara tercekat.
Kevan menelan ludah, matanya melirik kanan-kiri dengan waspada. "Dengar? Gue bahkan nyaris kencing di celana, bro!"
Belum sempat mereka melangkah mundur, suara langkah kaki berderak di atas langit-langit. Semuanya menegang. Jian langsung merapat ke Kevan, sementara yuan sudah sembunyi di belakang Juna.

KAMU SEDANG MEMBACA
Haunted dormitory [END]
Horror"jangan pernah tinggalkan dia sendirian,jika kau tidak ingin dia celaka" "Bapak taukan asal usul asrama ini?" "WOY LIHAT ADA YANG KESURUPAN!!" "Kalian tau nggak,gue denger-denger ternyata asrama ini dulunya bekas tanah kuburan" bercerita tentang keh...