Blurb 🔮
"Mungkin sudah suratan takdirku untuk bertemu denganmu, anak muda. Banyak sejarah yang terkubur akibat peperangan ratusan tahun lalu. Kau mungkin salah satu yang terpilih untuk menyelamatkan negeri ini dari kehancuran."
Pertemuan tak terdug...
Sebuah bom kristal meledak di udara, mengirimkan gelombang tekanan yang membuat rambut Fiuuna dan Hinoko berkibar. Neo, yang hampir terkena ledakan, melompat mundur, semakin menjauh dari kedua gadis tersebut. Asap tipis berwarna kelabu menyebar di sepanjang koridor yang sepi, menyelimuti pandangan mereka dalam bayang-bayang samar.
Suara retakan halus terdengar dari dinding yang terkena ledakan, meninggalkan bekas hitam yang mengendap seperti luka bakar. Hinoko bergerak cepat, melindungi Fiuuna yang berada di belakangnya, hingga gadis itu tersinggung oleh perlindungan yang diberikan.
Hinoko melirik sebentar ke arah Neo, meminta izin untuk menunjukkan sihirnya di depan Fiuuna. "Aku tahu kamu belum diuji, Fiuuna, tapi aku yakin kamu yang terpilih. Jadi, jangan khianati aku atas kemampuan rahasia yang akan kuperlihatkan." Gumam Hinoko sambil tersenyum kecil. "Hei, pengecut! Lebih baik kau keluar sekarang daripada bersembunyi seperti itu. Atau seranganmu tadi hanya berani sesaat?" Matanya berkilat tajam, lalu ia mengeluarkan tongkat yang menyerupai gagang payung.
Dari balik kepulan asap, muncul seorang gadis dengan dress gothic yang terbuka di bagian depannya, memperlihatkan celana panjang hitam yang dikenakannya. Dengan pedang kecil yang menggantung di pinggang, ia membawa busur bercorak tenebris yang terlihat kokoh, seolah terbuat dari batu obsidian dari neraka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gadis misterius itu melangkah semakin dekat. Rambutnya hitam lebat, dengan poni panjang menutupi matanya. Akan tetapi, hak itu tidak membatasi pergerakan gadis tersebut. Poni yang ia miliki justru membuat matanya semakin tajam dan cermat. Hal ini terlihat jelas saat ia melompat cepat ke kusen atas jendela, mencari celah untuk menyerang Hinoko dan yang lainnya.
Fiuuna terdiam, matanya melebar mengikuti gerakan gadis itu yang lompat kesana kemari. Ini adalah pertama kalinya ia melihat seseorang berdiri di atas kusen jendela yang sempit dan tinggi, kemudian melompat dari kusen satu ke kusen lainnya. Fiuuna tak peduli apakah itu musuh atau bukan, tapi itu sangat memikat perhatiannya. Matanya berbinar karena kagum.
Neo dan Hinoko pun terkejut, menyadari bahwa musuh yang mereka hadapi bukanlah musuh biasa, melainkan anggota khusus De Mythoria. "Kau! Pasti anggota De Mythoria, kan?" seru Neo, menunjuk dengan tongkat sihirnya.
Anggota De Mythoria itu tertawa terbahak-bahak, tidak bisa menahan kegembiraannya melihat reaksi mereka yang menghibur. Gelak tawa yang semakin menggelegar terdengar semakin menyeramkan. "Cerdas sekali. Ya. Aku anggota khusus De Mythoria. Namaku Kirara."
"Anggota De Mythoria?" Tanya Fiuuna dalam benaknya. "Oh! Berarti kau yang mengirim monster itu kemari, bukan?" Fiuuna menjentikkan jarinya sebelum kemudian menunjuk Kirara.
"Monster?" Kirara memiringkan kepalanya sambil tersenyum sinis. "Apa yang kau maksud? Kami belum mengirimkan apa-apa kepada kalian. Kedatanganku hanyalah permulaan." Jawabnya sambil memainkan ujung rambut.