P I T U L A S

53.2K 1.6K 26
                                    

heyyoo epribadehh🥳💃🏻

apakah kalian nungguin Nana update🤪

ekhem! pertama-tama Nana mau ngucapin

TERIMAKASIH BANYAK KALIAN SUDAH MOOD BANGET KOMEN DI CHAP KEMARIN🤭😂🤣😭

lucu-lucu banget omegatt, gue ampe ngakak bacain komen kalian sumpah🤣

gitu dooongg, kalau kalian SEMANGAT VOTE! Nana kan juga SEMANGAT UP untuk kalian tercintaahhh😚🫰🏻

makanya sempatin klik tombol bintangnya ya cintakuu sayangkuuu muaaahhhhh😘💋

okeeeww, enjoyyyy!

Selamat datang dan selamat membaca

~~~~*~~~~

Makan malam bersama berjalan baik, awalnya. Karena kadang salah satu diantara mereka semua sempat ada yang menahan kesal.

Kesal?

Ya, tentu saja!

"Mau ayam goreng lagi."
Celetuk suara kecil.

Tangan wanita paruh baya sudah akan mengambilkan untuk putra bungsunya, seperti biasa.

Namun..

"Sama mbak cantik aja, mamah."
Sahut Bimo sambil mengunyah makanannya.

Mamah Saras pun menurutinya, beliau mengangguk.

Cahaya mengulum senyum, gadis cantik itu hendak bangkit untuk mengambilkan si bocil tampan itu paha ayam goreng, karena duduk Bimo berhadapan dengannya maka sedikit susah sebab jauh.

Gadis cantik body aduhai itu sudah akan bangkit. Namun, cekalan tangan kekar dari samping membuatnya urung.

Kepalanya menoleh menatap sang pria yang mengkode untuk tetap diam dalam duduk.

Mamah Saras dan Papah Jaya menyimak sambil asik mengunyah makanan.

Akan ada apa nantinya?

Sudah tercium bau-bau panas menggelora di sekitar.

"Kamu mau tambah ayam goreng?"

Bimo dengan polosnya mengangguk mengiyakan, Adinata tersenyum lebar.

Penuh maksud.

Tangannya yang lebih panjang dari Cahaya pun terulur untuk mengambilkan dua paha ayam sekaligus, dengan mudah memberikannya di piring sang adik.

Mamah Saras sontak menahan tawa, sedangkan juragan Jaya menggelengkan kepalanya pelan.

Putra sulungnya itu—

"Cukup kan, jangan ganggu calon istri Abang makan, paham Bimo?"

Ketegasan abangnya membuat si kecil Bimo ketar-ketir sendiri, menelan makanan yang dia kunyah, kepala kecilnya mengangguk patah-patah.

Takut.

Aura dominan Adinata memang menakutkan.

— sangat posesif.

Mamah Saras meminum air putihnya untuk meredakan rasa ingin ketawa.

Begitupun dengan juragan Jaya, beliau sampai berdehem saking tak kuatnya dengan tingkah lain putra sulungnya itu.

Istri kecil Tuan muda Adtmajaya {21+} END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang