Esoknya, Narendra mengantar Alan dan Amora menuju Serenity Center, satu dari sekian banyak klinik psikologi unggulan di ibukota Jakarta. Klinik rekomendasi dari Dokter Saga itu terletak di kawasan Serpong, dekat dengan kediaman utama keluarga Wajendra maupun Hardinata.
Narendra memarkirkan mobil Audi Q3 Sportback kepunyaannya di depan sebuah gedung berlantai tiga, dengan tulisan 'Serenity Center' di bagian fasadnya. Untungnya, sejak awal pindah ke apartemen lelaki itu memutuskan membawa serta satu mobil tipe sport SUV dari rumahnya.
Selama ini Narendra lebih banyak menggunakan Bentley Mulliner miliknya dan menyimpan Audi-nya di parkiran basement apartemen. Sepertinya mobil ini juga baru satu kali ia gunakan setelah pindah.
Narendra mengantar sampai bagian lobi klinik, tempat Alan mengkonfirmasi jadwal konsultasi dengan salah satu staf resepsionis.
Sementara menunggu Alan, Narendra menemani Amora di sofa lobi. Sesekali lelaki tersebut mengecek ponsel, memeriksa pesan-pesan terbaru dari dua kawannya.
"Ayo, Nak. Kita ketemu teman Papi di ruangannya," panggil Alan.
Narendra memasukkan kembali ponselnya ke saku celana, berjalan mengikuti Amora yang sudah melangkah lebih dulu menghampiri sang papi.
"Pi, Naren ada perlu sebentar. Kalau sesi Mora udah selesai, Papi hubungin Naren aja," Narendra menahan Alan sejenak dan berucap pelan.
"Nggak perlu, Naren. Saya bisa panggil supir buat antar pulang nanti. Saya berterima kasih karena kamu udah mau direpotin nganter kami ke sini," tolak Alan halus.
"Nggak, Pi. Udah seharusnya Naren bantu Papi sama Mora. Jadi," Narendra menjeda kata-katanya, melirik Amora yang hanya diam menunggu papinya selesai bicara dengan sang tunangan.
"Telepon Naren aja kalau udah selesai, ya, Pi. Urusan Naren juga cuma di sekitar sini aja, kok," sambungnya sedikit mendesak.
Alan tersenyum dan akhirnya mengangguk. "Ok, saya akan hubungin kamu nanti."
Mereka berpisah di lobi klinik. Narendra bergegas keluar menuju mobilnya setelah memastikan Alan dan Amora memasuki lift untuk menuju lantai teratas.
Sebelum menyalakan mesin mobil, Narendra lebih dulu mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi pesan, dan mencermati nama sebuah tempat yang sebelumnya dikirim oleh Allister.
Me
I'm on my way.
Who's coming with me?
Balasan dari Allister masuk beberapa detik kemudian.
Allister M.
Gue udah di tempatnya.
Buat sementara gue bakal ngawasin dia.
Me
Ok, thanks, Al.
Bara P.
Gue udah di parkiran.
Share loc, Al, gue otw tempat lo.
Narendra menyimpan ponselnya di kursi samping, menyalakan mobil, lalu memutar kemudi untuk keluar dari area parkir gedung Serenity Center. Diinjaknya pedal gas lebih dalam, mempercepat laju mobil di jalan raya.
Audi Q3 Sportback tersebut terus meluncur sampai memasuki salah satu kawasan mall yang cukup populer di kawasan BSD City. Karena hari ini bukan hari libur, Narendra dengan mudah mendapatkan spot parkir untuk mobilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
FIX YOU
Teen FictionAmora cinta mati dengan Allister. Tidak, lebih tepatnya, ia tergila-gila dengan lelaki populer di SMA-nya tersebut. Segala cara Amora lakukan untuk mendapatkan Allister. Termasuk, merundung seorang siswi beasiswa bernama Hana yang mendapat perhatian...