Raka Alandra itu anak keempat. Namun, kehadirannya seperti transparan. Dia sering diabaikan dan seperti tak kelihatan akan wujudnya.
Tapi, kenyataannya tidak juga seperti itu. Raka hanya egois, dia iri dengan adiknya yang selalu lebih dapat perhatian dan kasih sayang dari keluarganya.
Raka itu juga masih belum dewasa dalam berpikir maupun bertindak, dia hanya melakukan apapun sesuai keinginannya. Contohnya, selalu mencoba menarik perhatian keluarganya.
Hal yang paling sering dia lakukan adalah mencoba membuat sang adik susah. Dia menganggap bahwa adiknya itulah yang menyebabkan keluarganya seperti tidak memperhatikan ataupun kurang memberi kasih sayang pada Raka. Dia tidak suka adiknya lebih diperhatikan, menurut Raka keluarganya terlalu memanjakan sang adik, hingga dia yang masih belum dewasa merasa diasingkan.
Raka benci Kay. Kenapa si pucat itu sangat beruntung? Dia selalu bisa mendapatkan apapun yang ia mau. Raka kesal, sangat kesal pada Kay.
Dia masihlah anak-anak, selalu ingin diperhatikan tanpa mengerti situasi. Melakukan segala cara untuk menarik perhatian keluarganya, bahkan rela melukai dirinya sendiri dan mencoba mencelakai adiknya.
Membuat keluarganya muak dan semakin menjauhi Raka.Tatapan benci dan sinis mulai diperlihatkan, ujaran kebencian dan bentakan selalu Raka dapatkan hampir setiap hari. Namun anak itu tak peduli, ia semakin menyalahkan nasibnya karena Kay.
Semakin dibenci keluarganya, maka semakin pula Raka menyalahkan sang adik. Hingga, sampai pada puncak dimana Raka nekat mendorong adiknya yang sedang turun dari tangga.
Adiknya koma. Keluarganya murka saat itu juga, Raka pun langsung diusir dari rumah tanpa diizinkan membawa apa-apa. Marga keluarga juga dicabut dengan paksa. Hal terakhir yang ia lihat dari keluarganya hanya tatapan hina dan kecewa.
Ia luntang-lantung di jalanan, bahkan berhenti sekolah karena tidak tahu harus membayar pakai apa. Keluarganya benar-benar mengasingkannya, tak peduli Raka kelaparan atau kedinginan di luaran sana.
Hingga akhirnya Raka mati karena ditabrak oleh sebuah mobil. Ia pun pergi dan hanya meninggalkan nama.
Raka menyesal, sangat. Andai dia bisa dewasa, dia bisa bersikap layaknya seorang abang yang menyayangi adiknya. Raka seharusnya tidak egois. Seharusnya ia tahu bahwa sang adik lebih membutuhkan perhatian ketimbang dirinya.
Andai waktu bisa diulang, Raka ingin memperbaiki sikapnya...
"Ya, Tuhan! Terima kasih sudah mengulang masa laluku. Sekarang aku tidak akan bersikap seperti dulu lagi, aku tidak mau mati muda!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Raka Alandra (The End)
Teen Fiction"Dengan cara apa lagi agar aku bisa mendapatkan kasih sayang?" Namun... "Ya Tuhan! Terima kasih sudah mengulang masa laluku, sekarang aku tidak akan bersikap seperti dulu lagi. Aku tidak mau mati muda!