Akasia Fumiko, Aktris yang membintangi Film The Miracle Of A Saintess sebagai Karakter Antagonis, Akasia Rosalie Amber. Putri Raja yang tidak diinginkan Rakyatnya dan bahkan Ayahnya sendiri.
Kesialan menimpanya ketika tahu Ia tidak hanya sekedar mem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Plot cerita yang berantakan dan tidak sesuai dengan cerita aslinya, mulai dari keanehan sikap Elliot yang jauh dari apa yang di deskripsikan oleh novel, Ia yang kini resmi tinggal di Istana, sampai kemunculan Wanita bersurai hitam yang selalu ada di mimpinya.
Akasia merasa semuanya saling berhubungan, memiliki tali merah yang berkaitan satu sama lain. Bisa saja ini juga berhubungan dengan masuknya jiwanya ke tubuh Akasia Rosalie Amber.
Keningnya mengernyit, berpikir keras dengan sesekali memijat pelipisnya yang mulai terasa pusing. Entah apa yang terjadi pada tubuhnya yang asli, apa Akasia masih bisa kembali atau tidak.
Manik jernih nya mengalihkan pandangannya dari deretan kata-perkata yang ada di buku tebal di depannya itu, saat samar-samar indera pendengarannya menangkap suara dari jendela kamarnya.
Menghela nafas, sudah dapat menebak siapa pelaku bodoh yang mengetuk jendelanya di tengah malam seperti ini.
Perlahan kaki pendek nya berusaha turun dari kursi yang di duduki nya, begitu kakinya menyentuh lantai dengan cepat Ia menghampiri jendelanya yang tertutup rapat.
Akasia membuka jendela itu, menyibak gordennya kasar hingga memperlihatkan senyum bodoh yang khas dimiliki oleh Pria bersurai putih.
Pria itu lekas melompat masuk ke dalam kamarnya. Akasia mendengus melihat itu, "Paman, sudah kukatakan jangan menyelinap ke Kamarku setiap malam seperti ini, bagaimana kalau kau nanti tertangkap?" Melipat tangan, menatap tajam Pria itu.
Hansel mengulum senyum geli melihatnya. "Jadi Tuan Putri sangat menghawatirkan ku, ya?"
Akasia menatapnya datar. "Paman, mendengarkan ku tidak?"
"Tuan Putri semakin cantik jika sedang marah seperti ini." Pria itu menyenderkan tubuh tingginya pada tepian jendela, iris merah pekatnya dengan tenang menatap Gadis kecil di depannya.
"Aa, sepertinya tidak." Akasia memutar bola matanya malas.
Hansel melirik buku tebal yang sebelumnya Gadis itu baca. "Daripada membaca buku membosankan seperti itu. Ikutlah denganku, aku akan tunjukkan tempat yang menarik."
Akasia meliriknya curiga. "Ini sudah malam, Paman! Aku mau tidur saja, kembali lah ke tempat asal mu."
Baru saja berbalik tubuhnya tiba-tiba saja diangkat dengan mudah, sekejap mata tempatnya berubah.
Angin yang berhembus datang menerpa langsung kulitnya, kakinya reflek melangkah mundur begitu mendapati dirinya berada di atas tebing curam.
Tebing yang memperlihatkan keindahan Forresaina saat Malam hari, dari ketinggian ini Akasia dapat melihat rumah-rumah penduduk juga bangunan Istana yang tampak begitu indah dan mewah jika dilihat dari jarak sejauh ini.
Kunang-kunang berterbangan di sekitarnya, mengubah malam yang gelap menjadi sesuatu yang menakjubkan. Akasia mengerjab tak percaya, "Indah.."
Hansel tersenyum. "Jadi apakah sekarang kau masih merasa stress?"