INI NOVEL ADULT ROMANCE 21+, JANGAN ASAL BACA BAGI KALIAN YANG BELUM CUKUP UMUR.
••••
"Mau nikah dulu, atau kawin dulu? saya bisa semuanya? Pilih saja Nadi."
••••
Nadine Savaira (24 tahun) memutuskan kabur sejauh-jauhnya setelah membatalkan pertunan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
••••
"Disana kita beda rumah, mas." kata Nadi membuat Bara benar-benar harus menenangkan dirinya sendiri.
Perjalanan ke kampung itu sudah sangat jauh, dan sejak tadi Nadi mengatakan sesuatu yang tidak jelas dan tidak bisa di mengerti oleh dirinya.
Bagaimana bisa Nadi meminta mereka merahasiakan pernikahan, bahkan tidak tinggal satu rumah? Bara tidak mau mengikuti perkataan ngalur istrinya itu.
Bahkan kalau perlu Bara menyebar berita pernikahannya di puskesmas, agar siapapun bisa tahu itu dan Nadi bebas dari godaan para pria lagi.
Saat Nadi masih terus berbicara, Bara me- rem mobilnya, membuat mobil mereka berhenti di sisi kanan jalan, "Astagfirullah. " kata Nadi, Bara menatap istrinya, "Ya perbanyak istigfar, Nad. Kamu ini di kasih suami yang tampan dan kaya raya seperti saya, malah mau menyembunyikan pernikahan. Siapa yang tidak mau kamu sakiti hatinya dengan berita pernikahan kita hem?"
Nadi yang mendengarnya seketika menoleh pada Bara, "Ini terlalu buru-buru."
Bara berdecak, "Kita menikah harusnya sudah dari lama, mungkin jika kamu tidak kabur, kita sudah punya anak usia enam tahunan, jadi apa yang terlalu buru-buru?" tanya Bara, Nadi menundukkan kepalanya.
"Aku takut mas sama orang-orang yang suka mas Bara." kata Nadi jujur.
"Saya juga takut pada mereka, makanya lindungi saya, Nad."
Nadi diam saja, membuat Bara melepas seatbeltnya, dan menatap Bara lagi, "Kalau kita beda rumah, bagaimana dengan rutinitas malam kita?" tanya Bara, Nadi memerah pipinya, "Satu kali seminggu mas."
"Ga!" kata Bara tidak mau.
"Saya mau setiap ada kesempatan." kata Bara dan matanya kembali berkabut.
"Mas."
"Tidak bisa Nad, satu kali seminggu, itu tutorial kamu membunuh saya." katanya dan mendekat lalu kembali mengecup bibir Nadi "Bahkan sekarang saya ingin kembali menyusup ke dalam dirimu." katanya dan melumat habis bibir yang terasa manis sekali itu.
"Nad saya mau kamu sekarang" kata Bara menatap istrinya itu dari jarak yang sangat dekat.
Mata mereka bertatapan, mata Bara menggelap.
"Nad-"
"Dua kali seminggu." kata Nadi.
"Empat sayang, saya sudah bermurah hati sekarang." katanya.
"Tiga." kata Nadi lagi.
Bara benar-benar lelah, dan memijit pelipisnya, lalu menyelinap masuk kedalam baju istrinya, "Yang ini tidak termasuk dalam hitungan, tapi saya butuh kamu sekarang."